BACA JUGA:Dibakar Api Cemburu, Pria di Karawang Tikam Tetangga hingga Tewas
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto mengatakan, data korban ini masih akan terus bergerak seiring dengan informasi yang dihimpun dari petugas di lapangan. Tidak menutup kemungkinan dalam beberapa jam ke depan masih akan terus berubah.
Tidak hanya korban meninggal dunia, gempa darat juga menyebabkan kerusakan bangunan baik rumah warga, perkantoran hingga fasilitas pendidikan dan perdagangan.
BACA JUGA:Gempa Goyang Jabodetabek, Warga di Kota Bekasi Sempat Keluar Rumah
Korban jiwa di Kabupaten Cianjur paling banyak di Kecamatan Cilaku, Desa Rancagoong. Namun, menurut kepala BNPB data ini masih bergerak.
"Ini masih dalam pendataan. Data ini besifat sementara dan masih bisa berubah," tuturnya.
Sementara itu, BMKG melaporkan, terjadi longsor di wilayah Cianjur akibat dari gempa bumi. Permodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
"Hasil monitoring BMKG, sudah terjadi 25 gempa susulan, magnitudo terbesar 4 dan terkecil 1,8 M," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
BACA JUGA:JIM Perkuat Sport Tourism Jabar
Pihaknya mengimbau, masyarakat tetap tenang tidak terpancing isu yang tidak jelas sumbernya.
"Hindari bangunan yang retak dan rusak. Masyarakt di perbukitan perlu waspada dengan gempa susulan yang dapat memicu longsoran," katanya.
Diantara kerusakan yang terdata adalah Gedung Koni, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Warung Kondang, dan bangunan lainnya.
BACA JUGA:Gempa Cianjur Luluh Lantahkan Rumah dan Fasilitas Umum, Gedung DPRD Ambrol
"Ini gempa darat, sehingga tidak berpotensi tsunami. Dengan kekuatan 5,6 m memungkinkan terjadinya kerusakan bangunan," ungkapnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, malam ini diketahui sudah di lokasi dan meninjau langsung korban gempa di RSUD Sayang Cianjur, mempersilakan apabila ada relawan kebencanaan atau kesehatan yang ingin membantu asalkan melaporkan semua kegiatannya ke Posko Gempa di Pendopo Bupati Cianjur.