"Iya itu kan strategi Tri untuk menguasai birokrat pasca tidak berkuasa lagi. Selain itu mengumpulkan pundi-pundi atau akses finansial melalui proyek-proyek melalui tim nya. Sehingga saya menilai jalannya roda pemerintahan di bawah kepemimpinan Tri Adhianto terseret kepentingan personal nya untuk bertarung di Pilkada 2024,"ungkapnya.
BACA JUGA:Pasca Idulfitri, Kasus Konfirmasu Baru Covid-19 Tembus 38 Orang di Kota Bekasi , Ini Data Resminya
Seharusnya, kata Ricky, Plt Wali Kota Bekasi mengawal saja proses seleksi sesuai prosedur. Biarkan pegawai esselon 2 yang sudah memenuhi syarat untuk ikut mendaftar open bidding.
"Ini yang harusnya dilakukan Plt Wali Kota Bekasi mengawal proses sesuai mekanisme. Toh soal hasil kan dia bisa atur itu,"tuturnya.
Ricky juga menyinggung potensi keuangan daerah saat transisi kepemimpinan Tri ke Pj Wali Kota nanti pada September 2023. Ada potensi tunda bayar sejumlah proyek karena krisis keuangan daerah.
BACA JUGA:Puluhan Bangli di Jalur Pasar Famili di Kota Bekasi Dibongkar
"Krisis keuangan daerah Kota Bekasi bisa terjadi karena pendapatan daerah lebih sedikit dibanding yang harus dikeluarkan. Karena biasanya target daerah tercapai sekitar bulan Desember,"beber Ricky.
Jadi, lanjut Ricky, Plt Wali Kota Bekasi dilanda kegamangan, baik secara politis maupun finansial.
"Ini yang jadi kegamangan dia (Tri). Tapi justru kondisi saat ini banyak birokrat yang juga hanya pragmatis sesaat menunggu sampai September 2023. Jadi ga ada yang benar-benar loyal,"tukasnya.***