Pemuda Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi Berharap Pemilu 2024 Berlangsung Aman Dan Tanpa Politisasi Agama

Rabu 26-07-2023,16:55 WIB
Reporter : Gemah
Editor : Gemah

KOTA BEKASI- Panitia Pelaksana Pemuda Tingkat Kecamatan (PK) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) menyelenggarakan dialog pemuda dengan tema, “Pendidikan Pemilih Dalam Pemilu 2024, Menuju Pemilu AMAN tanpa Politisasi Agama”.

 

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi tadi sore, dihadiri Camat Pondok Melati Heni setiowati.ST.MSI. Ketua PK KNPI Pondok Melati Mustofa.SPd.I bersama Sekretaris PK KNPI Pondok Melati Daeng Wijaya, SH dan ormas Pemuda FORKABI, emas Pemuda Pancasila (PP) dan ormas Pemuda dan Pemudi di Nahdlatul Ulama seperi GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, GMNI dan lain-lain.

 

Tampil sebagai narasumber di antaranya, Ali Syaefa.M.IP (Komisioner KPUD Kota Bekasi), KH.Syamsuddin.HS. M.Ag (Wakil Ketua DPC PPP Kota Bekasi), Heri Purnomo,ST (Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bekasi), H.Awing Asmawi.SE (Fraksi Partai Demokrat), Very Tommy Talumepa,SE (Ketua PK Golkar Pondok Melati), Ahmadi Madong (DPC PKB Kota Bekasi), Mursali (Ketua DPC PAN Kota Bekasi) dan Sodikin,SH (Fraksi Partai Demokrat Kota Bekasi).

KH.Syamsuddin HS,M.Ag Wakil Ketua DPC PPP Kota Bekasi dalam sambutannya mengatakan. “Bagaimana merubah mindset masyarakat tentang politik wanipiro (berani berapa rupiah), mentalitas caleg konvensional, dan beberapa kelompok para politisi agama yang selama ini diduga memanfaatkan isu-isu agama, isu-isu inmondial,” tegasnya.

 

Padahal sesungguhnya menjadi politisi itu bukanlah untuk suatu kebanggaan kekuasaan (prestisius) atau limpahan materi, kerja kerja politik. Tetapi seharusnya untuk memberdayakan masyarakat, akses pendidikan, pelatihan, skill.

 

Lebih jauh lagi kata dia bahwa mindset politik transaksional plus mentalitas caleg atau politisi harus kita perbaiki.

 

“Masyarakat saat ini harus dicerdaskan, di-empowering, bukan dimanipulasi dengan politisasi dan kapitalisasi agama. Dan kerja-kerja politik adalah kerja mulia, sangat positif bahkan bisa bernilai jihad dalam agama. Sehingga politik, bukan hanya masalah kekuasaan dan prestisius jabatan atau kelimpahan materi.

 

“Karena politik adalah kerja-kerja legislasi, merancang program-program pragmatis, real untuk edukasi dan sosial empowering, seperti penyediaan lapangan kerja, pelatihan skill, pendampingan kaum marginal, dhuafa, nasib kaum perempuan, memberantas kemiskinan, kebodohan di masyarakat,”tegas Kiai Syamsuddin.

 

"Intinya politik adalah mencerdaskan masyarakat dengan berbagai program edukasi, sosial empowering dan lain-lain. Dan politik juga bukan untuk memanipulasi masyarakat, dengan cara membeli suaranya dan menjadikan tiket untuk bisa duduk di kursi legislatif atau kursi parlemen." (bbs/red)

Kategori :