Karawang Butuh Bupati yang Sudah Selesai dengan Dirinya, Aktivis Sebut Ciri-cirinya....

Selasa 22-08-2023,14:57 WIB
Editor : Suhlan Pribadi

Achmad Jamakhsari (Jimmi) atau Gina Swara, kita ketahui dan yakini sering menginfakan tenaga, pikiran dan hartanya untuk menolong warga.

Begitu pun, tak bisa dinafikan, orang-orang politik, tokoh-tokoh masyarakat, beberapa aktivis, pastinya ada rekam jejak dalam memanusiakan manusia. Semisal sosok Sayegi Dewasena,  Oma Miharja Rizki, Ketua PCNU Jaenal Arifin, Dadang S Mukhtar, Enan Supriatna, dan tentu banyak lagi figur yang memiliki kesalehan sosial, yang perbuatan baiknya tidak berkenan dipublikasi. 

BACA JUGA:23 Jembatan Gantung di Jabar Telah Hubungkan Desa Terpencil, Pangkas Waktu Tempuh Perjalanan

Kepedulian atau kesalehan sosial terebut merupakan nilai-nilai mulia yang dianjurkan pada setiap manusia. Tidak hanya tertuju pada calon-calon pemimpin pemerintahan, serta merupakan salahsatu modal dasar bagi publik untuk menilai calon-calon pemimpin. Pun, watak ataupun karakter bawaan bisa dijadikan rujukan untuk menentukan seseorang bisa dikategorikan “sudah selesai dengan dirinya atau belum”.

Bukan dari jumlah kekayaan yang dimiliki, sebab faktanya kebanyakan para pelaku pencurian uang rakyat dan rekayasa aturan, justru berasal dari kalangan kaya raya.

Saat kita dalam kondisi terbatas, maka  kita butuh teman atau relasi yang berkenan membantu iuran skolah anak, biaya berobat ke rumah sakit, membantu menyediakan kendaraan untuk besanan, mensupport dana kegiatan, membantu modal usaha, dst.

Namun warga Karawang butuh pemimpin yang dengan mulut, tangan, perasaan serta pikirannya  mampu membuat legacy atau kebijakan yang mampu mengurangsi cerita bangunan-bangunan sekolah roboh dan tak layak, tata kelola pemerintahan dengan serampangan, kaum ibu pedesaan terlilit Bank Emok, orang sakit harus bersitegang dengan perawat, anak-anak muda angkatan kerja marah sebab menganggur terlalu lama, ditipu calo kerja dan hak-nya diambil para pendatang, serta pembangunan infrastruktur yang terlalu cepat jadi prasasti karena hilang guna dan manfaatnya bagi publik.

BACA JUGA:23 Jembatan Gantung di Jabar Telah Hubungkan Desa Terpencil, Pangkas Waktu Tempuh Perjalanan

Satu lagi, branding personal seperti kaya raya, populer, sikap ramah (humble), fashionable, cantik/ganteng, memukau di panggung ceremonial adalah bagian TIDAK PENTING dalam mengukur calon pemimpin berkualitas yang mampu memajukan Karawang dengan segala isinya. Pengertian “sudah selesai dengan dirinya” bukanlah faktor-faktor tersebut, sebab ini adalah Karawang, daerah yang kaya raya dan tertulis dalam lembar sejarah nasional, bukan tanah yang tandus dan daerah tertinggal. Tidak pantas mengalami kondisi seperti saat ini.  **

Kategori :