“Informasi yang saya dengar langsung memang ada kejadian Fatir diselengkat kakinya hingga jatuh kesakitan, kemudian dua hari tidak masuk sekolah dan pada kejadian saat itu pihak sekolah belum menyadari sehingga beberapa waktu diperiksa ternyata Fatir memiliki kanker tulang yang menyebabkan kakinya diamputasi,” terang Dani.
Untuk itu, Dani kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat, guru, dan pihak sekolah agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari, dan sudah diinstruksikan semua sekolah membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK).
Di samping itu, pada tingkat Kabupaten pun telah memiliki Satgas dan hotline untuk para orang tua, guru, dan anak-anak yang melihat ataupun mengalami kejadian serupa, agar meminimalisir bentuk ancaman kekerasan lainnya.
“Kami sudah instruksikan semua sekolah membentuk TPPK, sudah 74,18% tinggal 15% yang akan membentuk. Dan tingkat Kabupaten pun ada Satgasnya.” tukasnya. (*)