Setelah perundingan, itu Dan Ton PETA Daan Jahja dan Soebianto Djojohadikoesoemo segera mendatangi Bung Hatta, dengan maksud memohon agar Bung Hatta bersama Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan.
"Jadi berkat informasi Soeroto Koento ini kemudian Indonesia bisa memproklamasikan kemerdekaan atas kekuasaan sendiri, tanpa campur tangan pihak manapun," ucap Sukarman.
Di sisi lain, dengan maksud yang sama setelah mendapat informasi tentang menyerahnya Jepang kepada sekutu, suatu kelompok pemuda dari Asrama Menteng Raya 31, Soekarni dan kawan-kawan telah mendatangi Soekarno di kediamannya.
"Kemudian sekelompok pemuda yang dikenal dengan Sukarni, Wikana, dan kawan-kawan kemudian menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, untuk menyusun naskah Proklamasi," pungkasnya.
BACA JUGA : Sinopsis dan Nonton Drakor Believer 2 (2023) Sub Indo di Bstation
Jika disimpulkan, secara garis besar, kata Sukarman, Soeroto Koento dan Soebianto Djojohadikoesoemo, kala itu yang berperan sebagai hacker, mempunyai jasa penting terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.
"Iya karena awalnya informasi ini dari beliau berdua, berkat membobol pesawat radio Jepang, tentu berkat informasi ini sehingga kemudian peristiwa proklamasi dan merdekanya Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945," pungkasnya.
Jadi Nama Jalan
Berkat sumbangsihnya terhadap kemerdekaan RI, nama Soeroto Koento pun dijadikan nama jalan di Karawang. Jika mendatangi Karawang, kawasan itu cukup populer.
BACA JUGA : Si Jago Merah Mengamuk, Saung Kabogoh Dekat Pemda 2 Karawang Terbakar Hebat
Berlokasi di Desa Warungbambu, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, di jalan tersebut juga berdiri beberapa perkantoran yang sentral.
Selain kawasan pertokoan, di jalan tersebut juga terdapat Kantor PDAM Tirta Tarum, Mapolres Karawang, Lapas Kelas IA Karawang, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan Dinas Kependudukan dan Pencatatatan Sipil (Disdukcatpil), yang diakhiri dengan lampu merah Pos Polisi Peundeuy.
Lokasi itu jadi nama Jalan Soeroto Koento karena sejarahnya. Menurut Sukirman, saat itu Soeroto Koento yang diberi amanah untuk melakukan perundingan dengan pihak sekutu.
BACA JUGA : Persib Bandung Resmi Perpanjang Kontrak David da Silva
"Pemerintah Indonesia menunjuk Letnan Kolonel Soeroto Koento, Komandan Resimen Cikampek untuk mewakili Republik Indonesia, sedangkan Belanda menunjuk Panglima Divisi VII Mayor Jenderal Durst Britt, untuk menjalani perundingan," kata dia.