"Cuma memang perizinan itu provinsinya, bukan di Kabupaten, apalagi Musipika (camat)," katanya.
Sebelumnya diberitakan, setelah kehebohan munculnya pagar laut misterius di perairan Tangerang, fenomena serupa kembali ditemukan di wilayah pesisir Kampung Paljaya, Jembatan Cinta, Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Pagar laut misterius tersebut terbuat dari bambu dan mirip yang ada di perairan Tangerang, Banten. Hanya saja belum diketahui ukuran pastinya. Temuan ini menambah daftar persoalan yang dirasakan nelayan setempat akibat pembangunan di kawasan pesisir.
Ketua Nelayan Muara Tawar Tarumajaya, Samsul, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap dampak pembangunan tersebut. Menurutnya, pembangunan yang tidak terencana dengan baik telah mengakibatkan kerusakan ekosistem laut, seperti populasi ikan dan kerang hijau yang menurun drastis.
"Penumpukan lumpur yang terjadi telah merusak ekosistem. Ini bukan lagi soal jeritan, nelayan di sini sedikit lagi mati," kata Samsul dikutip Cikarang Ekspres dari akun media sosial TikTok @tera Selasa (14/01).
Selain itu, akses jalan yang semakin sulit dan pendapatan yang terus menurun menjadi keluhan utama nelayan. Meskipun Samsul merupakan nelayan kerang hijau, ia yakin bahwa nelayan tangkap di wilayah tersebut mengalami penurunan hasil tangkapan yang signifikan akibat perubahan ekosistem.
BACA JUGA:Viral Kades Tanjung Bungin jadi Buronan Kasus Penggelapan Tanah, DPMD: Hormati Proses Hukum
Samsul juga menyoroti kurangnya transparansi dalam sosialisasi proyek pembangunan di pesisir. Ia mengungkapkan bahwa dari tiga kali sosialisasi yang diikutinya, hanya dua kali dilakukan secara resmi, itupun tanpa informasi mengenai reklamasi atau restorasi lahan. (Iky)