Pendidikan Jabar Disorot: Kemendikbudristek dan DPRD Kritik Infrastruktur Buruk dan Kelas Bengkak
DPRD Soroti Pendidikan Jabar--
Jawa Barat, Disway.id - Dunia pendidikan di Jawa Barat kembali menjadi sorotan tajam. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama DPRD Jawa Barat melontarkan kritik keras terhadap kondisi infrastruktur pendidikan dan kualitas pengajaran yang dinilai belum merata dan jauh dari kata ideal.
Hasil inspeksi Kemendikbudristek menemukan banyak sekolah di daerah terpencil Jawa Barat masih mengalami kekurangan ruang belajar, fasilitas belajar yang minim, dan kualitas tenaga pengajar yang tidak sebanding dengan kebutuhan peserta didik.
“Ada ketimpangan nyata antara sekolah di kota dan di pedesaan. Ini bukan sekadar soal gedung, tapi juga menyangkut masa depan generasi muda,” ujar seorang pejabat kementerian yang ikut dalam inspeksi tersebut.
BACA JUGA:Suryacipta Golf Tournament 2025: Perkuat Jejaring Bisnis dan Dukungan Pendidikan
Tak hanya itu, DPRD Jabar juga menyuarakan keprihatinannya terhadap kebijakan penambahan kapasitas siswa dalam satu kelas yang kerap disebut "kelas bengkak".
Dalam beberapa kasus, satu rombongan belajar (rombel) diisi hingga lebih dari 45 siswa, jauh melampaui batas ideal maksimal 36 siswa.
Kondisi ini dinilai berpotensi menurunkan efektivitas pembelajaran dan mengancam mutu pendidikan secara keseluruhan.
BACA JUGA:9 Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Akses Pendidikan untuk Anak dari Keluarga Miskin
“Kuantitas tak bisa terus mengorbankan kualitas. Pemerintah provinsi harus mengevaluasi kebijakan ini dengan serius, atau kita akan mencetak generasi yang hanya sekadar lulus tanpa daya saing,” kata anggota DPRD Jabar dalam rapat kerja bersama Dinas Pendidikan.
Kritik dari dua institusi ini menjadi alarm keras bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera berbenah. Tanpa pembenahan serius, ketimpangan dan kemerosotan mutu pendidikan hanya akan makin dalam dan meluas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: