Banjir Karawang Berulang, Petani Karangligar Lagi-lagi Gagal Panen

Banjir Karawang Berulang, Petani Karangligar Lagi-lagi Gagal Panen

Petani Desa Karangligar, Telukjambe Barat, Karawang kembali merugi akibat banjir yang terus berulang--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Banjir yang berulang di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, berdampak besar terhadap sektor pertanian.

Seperti dialaami sejumlah petani yang kembali merugi karena gagal panen dalam dua musim berturut-turut sepanjang tujuh bulan terakhir.

Unacih (52), petani Desa Karangligar mengaku sawah miliknya seluas 1,6 hektar terendam banjir sebanyak dua kali dalam kurun waktu Maret hingga Juli 2025.

Akibatnya, musim panen pertama gagal total, sementara panen kedua hanya bisa diselamatkan sebagian.

"Yang bulan Maret itu gak bisa panen sama sekali. Terus bulan April tanam lagi, pas Juli malah kebanjiran lagi. Alhamdulillah masih ada yang bisa dipanen, tapi gak semua, karena sebagian lagi masih tergenang," ujar dia saat ditemui Karawang Bekasi Ekspres Disway  pada Selasa 15 Juli 2025.

Unacih menjelaskan, jika kondisi normal tanpa banjir, sawahnya mampu menghasilkan hingga 16 ton gabah.

Namun selama tahun 2025 ini, dirinya belum mendapatkan keuntungan apa pun dari hasil pertaniannya. Bahkan untuk sekadar menutup biaya produksi pun belum tercapai.

“Biasanya bisa balik modal, bahkan ada lebihnya. Tapi sekarang jangankan balik modal, panennya aja gak keambil semua. Untuk pupuk saja biasanya saya butuh 8 kuintal sampai 1 ton, sekarang modal segitu belum tentu kembali,” ungkap dia.

Hal serupa dialami Tarwih (70), petani lain yang memiliki lahan sawah seluas 2 hektar. Ia juga terdampak banjir dua kali dalam satu tahun, yang menurutnya lebih sering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

“Biasanya banjir setahun sekali, sekarang dua kali. Bahkan beberapa petani lain bisa lebih sering kena,” katanya.

Selain merusak tanaman, banjir juga menyulitkan proses panen karena buruh tani sulit ditemukan. Banyak lahan masih terendam sehingga proses pemotongan padi tidak bisa dilakukan secara maksimal.

Para petani itu berharap adanya perhatian dari pemerintah. Hingga saat ini, mereka mengaku belum menerima bantuan apapun meskipun kerugian yang dialami cukup besar.

“Belum ada bantuan. Padahal kami sangat membutuhkan bantuan, terutama untuk bisa menanam kembali,” pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: