Pengolah Ikan Asal Bandung Naik Kelas Melalui Pembiayaan UMKM
Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Global Pangan Sadulur (GPS) Bandung naik kelas--
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Global Pangan Sadulur (GPS) Bandung naik kelas. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pendampingan dan fasilitasi pembiayaan UMKM untuk bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp100 juta untuk pengembangan usahanya.
Hasilnya, Poklahsar GPS turut berkontribusi dalam penyediaan bandeng tanpa duri untuk konsumsi jamaah haji 2023 yang dikoordinir oleh Asosiasi Pengusaha Bandeng Indonesia (ASPUBI).
"Alhamdulillah, fasilitasi Tenaga Pendamping Usaha Kelautan dan Perikanan berhasil merealisasikan kredit Rp100 juta untuk Poklahsar GPS," ujar Budi Sulistiyo Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS) KKP, Rabu (31/5/2023).
BACA JUGA:Dua Tahun Kota Bekasi Tak Usulkan Formasi ASN, Kenapa?
Budi mengungkapkan produk olahan bandeng Poklahsar GPS sudah dipasarkan ke seluruh pulau Jawa dan Bali. Saat ini, mereka memiliki sekitar 300 jaringan distributor dan reseller se Jawa-Bali. Tak hanya itu, produk mereka juga telah dipamerkan pada Expo Thaifex Anuga Asia di Thailand yang digelar pada 23-27 Mei 2023.
"Tentu kami sangat bangga atas capaian dan prestasi dari Poklahsar GPS," tutur Budi.
BACA JUGA:Jabar Komitmen Terapkan Birokrasi Adaptif
Sebagai tindak lanjut, KKP menginisasi pembentukan koperasi bagi Poklahsar GPS untuk konsolidasi rantai pasok dan pemasaran. Terlebih mereka memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) produksi sebanyak 48 orang dan 7 tenaga marketing digital.
"Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung terkait inisasi tersebut," terang Budi.
BACA JUGA:Seorang Pemuda Bacok Ustaz di Bandung Lantaran Tak Terima di Tegur
Senada, Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDS, Catur Sarwanto menyampaikan bahwa telah dilaksanakan kegiatan berupa bimbingan teknis (Bimtek) kewirausahaan untuk Poklahsar di Kabupaten Bandung. Selain itu, pihaknya juga sedang memeriksa usulan proposal kelengkapan sarana-prasarana (sarpras) Poklahsar ke Ditjen PDS.
"Kami mengarahkan Tenaga Pendamping Usaha untuk memonitor dan melaporkan perkembangan usaha Poklahsar di Kabupaten Bandung," tutur Catur.
BACA JUGA:Produk Olahan Petani Milenial Jabar Mendunia, Sudah Masuk Korea dan Thailand
Dikatakannya, tim Direktorat Usaha dan Investasi telah mengunjungi secara langsung Poklahsar GPS beberapa waktu lalu. Tercatat Poklahsar GPS dapat memproduksi 3 ton/bulan dengan omset rata-rata sebesar Rp200 juta/bulan. Produk mereka juga telah mengantongi Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HAACP), Standar Nasional Indonesia (SNI), Halal, dan izin edar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: