Ayo ke Lombok, Menikmati Sensasi 'Birdwatching' di Taman Wisata Alam Kerandangan
menikmati sensasi "Birdwatching" di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok, --
Inilah yang membuat TWA Kerandangan kian populer sebagai salah satu destinasi pilihan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata alam. Khususnya bagi mereka yang memiliki minat khusus atau ketertarikan kepada satwa.
"Itu baru jenis burung, TWA Kerandangan juga 'rumah' untuk deretan satwa lainnya seperti ular juga kupu-kupu. Terdata 11 jenis ular yang tiga di antaranya jenis berbisa. Yakni ular jenis viper dan kobra," kata Wahyudi.
Diminati Wisatawan
Wahyudi yang menjadi salah satu inisiator pengembangan wisata minat khusus di TWA Kerandangan awalnya tidak mengetahui jika ragam flora dan fauna di TWA memiliki potensi nilai jual pariwisata yang tinggi.
BACA JUGA:Ini Dia Tips an Trik Bagi Anak Yang Susah Makan Moms
Kala itu di penghujung tahun 2012, Wahyudi yang belum lama memulai tugasnya sebagai tenaga kontrak di TWA Kerandangan mendapati seorang wisatawan asal Australia datang seorang diri membawa teropong. Kepada Wahyudi, wisatawan itu mengatakan ingin melihat burung-burung yang terbang liar di kawasan TWA Kerandangan.
"Akhirnya saya hanya menemani dia sampai ke dalam hutan. Saya mengikuti aktivitasnya melihat burung-burung dan menikmati setiap kemunculan,” kata Wahyudi.
Tidak berhenti sampai di situ, beberapa hari setelahnya, datang lagi wisatawan lain yang membawa kamera dengan lensanya yang besar. "Tujuannya juga sama, ingin mencari burung. Tapi kali ini dia lebih ke minat fotografi," ujar Wahyudi.
BACA JUGA:Pedagang Sate di Bekasi Ternyata Dibunuh Anak Sendiri Seorang Prajurit TNI, Ini Kronologinya
Dari dua pengalamannya yang singkat dan mendadak itu, pemikiran Wahyudi jadi terbuka. Keberadaan satwa di TWA Kerandangan merupakan potensi yang jika dikembangkan dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan justru memberikan manfaat nilai ekonomi yang lebih luas.
Berbekal pengalamannya keluar-masuk hutan TWA Kerandangan serta data awal jenis-jenis burung yang jumlahnya baru 23, ia mencoba mengembangkan daya tarik ini.
BACA JUGA:Menghiasi Ruangan dengan Keindahan Aglonema: Tanaman Hias yang Cocok untuk Pemula
Memantau kembali jenis burung, aktivitas, juga kebiasaan untuk ia cocokkan dengan data awal yang ia miliki.
Jika ada perilaku, lokasi, atau jenis burung yang belum terdata, ia mencatatnya sendiri. Tidak jarang Wahyudi sampai menginap di dalam hutan.
Niatan Wahyudi untuk menggali potensi dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan semakin kuat ketika ia berdiskusi dengan salah seorang rekannya dari Universitas Mataram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: