Netizen Ini Menelisik Kehidupan Istana, Seiring Pembangunan Patung Bung Karno di Kota Bandung
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan peletakan batu pertama pembangunan Monumen Plaza Soekarno bersama perwakilan keluarga Bung Karno, Hasto Kristiyanto di area GOR Saparua, Kota Bandung, Rabu (28/6/2023)--
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil baru melakukan peletakan batu pertama pembangunan Monumen Plaza Soekarno bersama perwakilan keluarga Bung Karno, Hasto Kristiyanto di area GOR Saparua, Kota Bandung, pada Rabu (28/6/2023).
Pembangunan monumen plaza Soekarno itu bersamaan dengan pembangunan patung Bung Karno, itu pun menjadi pembicaraan di media sosial tentang Sang Proklamator Kemerdekaan RI itu semakin banyak.
Muncul soal polemik patung Bung Karno, para netizen membuka-buka foto-foto lama, dan catatan-catatan lama sejarah.
Ada yang memunculkan foto Bung Karno semasa masih zaman Jepang, dan itu katanya bagus juga untuk dijadikan patung ketimbang yang dibuat Ridwan Kamil.
BACA JUGA:Hut ke-77 Bhayangkara, Gubernur Jabar Apresiasi Kedekatan Polri dengan Rakyat
Yang mengagetkan, setelah polemik patung Bung Karno itu, ada netizen membuat tulisan dan diunggah di Twitter lewat akunnya, yang mengungkap hal-hal yang jarang ditulis.
Netizen Nazlira Alhabsy dengan akun @Naz_lira, menulis dengan judul: S O E K A R N O. Nama Nazlira Alhabsy ini memberikan profil, dia seorang Lawyer & Law Firm, domisili Kuta, Indonesia.
Dalam tulisan itu, dia mengungkap catatan-catatan yang tidak mengagung-agungkan Bung Karno, malah sebaliknya menelisik sisi ‘miring’ sang Prokalamator, dengan mencuplik beberapa buku.
BACA JUGA:Sadis, Pedagang Sate di Kota Bekasi Diduga Tewas Dibunuh Anak Kandung Sendiri
Di bagian awal Nazlira Alhabzy menceritakan, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya. Tapi jangan pernah lupakan sejarah.
Soekarno dalam profil sejarahnya memiliki dua sisi mata uang, disatu sisi sebagai Pahlawan Kemerdekaan, namun disisi lain lembaran-lembaran hitam sarat menghiasi perjalanan hidupnya.
Menurut dia, Soekarno bukan hanya pernah tercatat sebagai Mandor Romusha di jaman penjajahan Jepang, pada periode 1956 hingga 1965, kemesraannya dng PKI di masa lalu yang kemudian berujung pada pembantaian sejumlah Jenderal TNI-AD masih segar dalam ingatan rakyat.
Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah pencetus Konsep Nasakom. Di Istana Negara, pada 23 Oktober 1965, Soekarno menyebut dirinya sebagai perasan dari Nasakom
BACA JUGA:Menghiasi Ruangan dengan Keindahan Aglonema: Tanaman Hias yang Cocok untuk Pemula
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bbs/hi