Musim Pancaroba, Dinkes Jabar Ingatkan Bahaya Demam Berdarah dan Waspada Genangan Air

Musim Pancaroba, Dinkes Jabar Ingatkan Bahaya Demam Berdarah dan Waspada Genangan Air

Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/flubydust).--

Jabar, Disway.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) memasuki musim pancaroba.

Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiani Dewi mengatakan penularan DBD sangat besar mengingat di musim pancaroba, cuaca bakal silih berganti dari hujan menjadi kering dan sebaliknya.

"Jadi kalau kita ada perubahan cuaca itu, ada beberapa potensi penyakit satu di antaranya ketika hujan berselang-selang, potensi itu adanya peningkatan penyakit DBD," kata Vini, Rabu (26/7/2023).

BACA JUGA:Dinkes Jawa Barat: Kota Bandung Penyumbang Kasus DBD Tertinggi di Jabar

Vini mengatakan potensi berkembangnya jentik nyamuk sangat besar. Terlebih, ketika masyarakat abai terhadap kondisi sekitarnya semisal tidak menguras genangan air.

"Itu harus diwaspadai, jangan sampai ada air yang menggenang karena itu dapat berpotensi untuk tumbuhnya nyamuk (Aedes aegypti). Jadi itu harus diwaspadai," tuturnya.Sebelumnya, Vini mengatakan, data DBD di Jabar sejak Januari hingga Juni 2023 sebanyak 7.512 kasus.

Dari jumlah ini terdapat kasus yang sudah sembuh dan ada juga yang dinyatakan meninggal dunia.

BACA JUGA:DBD di Kota Bekasi Tembus 2.035 Kasus, Meninggal 12 jiwa

"Pada Tahun 2023 kasus DBD kumulatif dari bulan Januari sampai dengan Juni tercatat sebanyak 7.512 kasus dengan 49 kematian akibat DBD," ujar Vini.

Berdasarkan data ini, Vini mengungkapkan, kasus DBD ada di beberapa daerah di Jabar. Namun, yang paling tinggi ada di Kota Bandung dengan 1.021 kasus. Setelah itu, paling kecil ada di Kota Banjar dengan 20 kasus. Kemudian, kasus DBD yang menyebabkan kematian ada di Kota Bandung, Karawang, Kuningan dan Garut menjadi penyumbang terbanyak dengan masing-masing 4 kasus kematian akibat DBD.

"Kasus paling tinggi terdapat di Kota Bandung sebanyak 1.021 kasus, kemudian Kota Bekasi sebanyak 699 kasus dan Kab Sumedang 558 kasus. Kasus kematian paling tinggi terdapat di Kota Bandung, Kab Karawang, Kab Kuningan, kab Garut masing-masing sebanyak empat kematian," katanya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: