Cell Anxiety, Kuliah Biologi Molekuler Singkat Bareng Mahasiswa Farmasi Unsika

Cell Anxiety, Kuliah Biologi Molekuler Singkat Bareng Mahasiswa Farmasi Unsika

Cell Anxiety, Kuliah Biologi Molekuler Singkat Bareng Mahasiswa Farmasi Unsika--

Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna oleh sang pencipta. Dengan karunia yang besar itu, tentu saja terdapat tanggung jawab yang besar yang mengikuti. Sang pencipta memberi potensi kepada setiap manusia untuk nantinya memenuhi perannya masing-masing. Manusia dikaruniai akal untuk terus berkembang dengan potensi masing masing. Mengutip dari film Spiderman, “With great power, comes great responsibility”, dengan kemampuan yang besar akan datang tanggung jawab yang besar.

 

Namun disayangkan, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, manusia mengalami kemunduran. Kemunduran tersebut dapat dikatakan dalam hal mental atau semangat untuk terus berjuang. Selalu dihadapi dengan anxiety seperti insecure atau minder, takut gagal, cemas berlebihan dan sebagainya. Tidak sedikit manusia yang menyerah dalam proses perjuangannya karena faktor tekanan tersebut. Kita senantiasa membandingkan diri kita dengan yang lain dan menyebabkan kemunduran pada diri kita sendiri. Padahal secara tidak kita sadari, tubuh kita sendiri tak pernah berhenti atau menyerah untuk terus berkembang dan berproses.

 

Tubuh kita tersusun dari kumpulan sistem organ yang terbentuk dari berbagai macam organ dan fungsinya, kemudian menciptakan suatu sistem yang dapat mempertahankan keseimbangan tubuh atau kita sebut dengan homeostasis. Tidak hanya itu, organ kita juga tersusun atas jaringan-jaringan dengan fungsi yang sama, dan jaringan tersebut terdiri atas kumpulan sel. Dapat kita ambil kesimpulan, tubuh kita disusun atas sel-sel yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Sel merupakan bagian fungsional terkecil yang menjadi penyusun tubuh sebuah organisme hidup. Sel yang berkumpul akan membentuk suatu jaringan, kemudian organ, sistem organ dan suatu organisme.

 

BACA JUGA:Yayasan Bamus Bojongsari Gelar Lebaran Yatim dan Dhuafa

 

Sel dalam tubuh kita tidak pernah berdiam diri, sel selalu mengalami perubahan karena sel merupakan suatu satuan yang dinamis. Untuk mempertahankan homeostasis, sel selalu bereplikasi dan atau mengalami kematian yang terprogram atau apoptosis. Secara umum, sel memiliki fase atau siklus hidup, yaitu fase interfase dan fase mitotik. Fase interfase disebut juga dengan fase ‘istirahat’. definisi istirahat tersebut bukan berarti benar-benar diam tidak melakukan apapun. Akan tetapi, pada fase istirahat ini sel akan melakukan persiapan untuk proses pembelahan.

 

Fase interfase ini terbagi menjadi 3, yaitu fase Gap 1 (G1) yang merupakan fase pertumbuhan sel, fase Sintesis (S) yang merupakan fase terjadinya replikasi DNA dan fase Gap 2 (G2) yang dimana pada fase ini sel akan membentuk organel organel anakan sebelum berlanjut ke fase berikutnya. Fase selanjutnya adalah fase Mitotik, dimana terjadi proses pembelahan inti sel dan intinya hingga terbentuk sel baru yang sangat identik. Seluruh fase tersebut berlangsung selama sekitar 24 jam. Layaknya sebuah sel di tubuh kita yang tidak pernah berdiam diri, kita pun harus selalu berubah lebih baik dan berkembang.

 

Saat sebelum terlahir menjadi bayi, manusia hanya terdiri dari 2 buah sel yang kemudian bersatu, yaitu ovum dan sperma. Terjadi pertarungan sengit pada rahim, dimana sperma yang pertama mencapai ovum lah yang menjadi pemenangnya. Ovum yang matang dibuahi oleh sperma yang adekuat. Masing-masingnya membawa gen ayah dan gen Ibu. Setelah pembuahan terjadi, akan terbentuk embrio. Embrio akan terus bergerak menelusuri tuba falopi, hingga akhirnya sampai ke rahim. Sel pada embrio akan terus bereplikasi dan membelah, serta mengalami diferensiasi sampai akhirnya siap dilahirkan menjadi bayi atau manusia seutuhnya. Melalui perjalanan sperma untuk bertemu dengan ovum tersebut, dapat dikatakan bahwa kita adalah pemenang diantara jutaan sel lainnya.

 

BACA JUGA:AC DELUXE 2 POLYTRON, Anti Tagihan Listrik Membengkak!

 

Tak berhenti disana, ovum dan sperma yang masing masing membawa bahan genetik ibu dan ayah, yang terletak pada bagian inti sel (nucleus) sperma dan ovum. Bahan genetik tersebut dibawa DNA (Deoxyribonucleic acid), yang tersusun atas polinukleotida. Satu nukleotida terdiri atas satu gugus fosfat, satu gugus pentosa(deoksiribosa) dan satu basa nitrogen yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu purin (Adenin dan Guanin) dan pirimidin (Timin dan Sitosin).

 

Pada rangkaian DNA, basa nitrogen memiliki basa pasangannya dan dihubungkan oleh ikatan hidrogen,  adenin berpasangan dengan timin dan dihubungkan oleh 3 ikatan hidrogen lalu guanin berpasangan dengan sitosin dan dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen. Adanya pasangan basa tersebut, menyebabkan DNA mempunyai bentuk double helix. Materi genetik lainnya adalah RNA (Ribonucleic acid). RNA berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3 macam, yaitu RNA messenger (mRNA), RNA transfer (tRNA) dan RNA ribosomal (rRNA). Pada RNA juga terdapat basa nitrogen, yaitu purin (Adenin dan guanin) dan pirimidin (Sitosin dan urasil). Basa nitrogen timin pada RNA dibaca sebagai urasil.

 

Sebelum terjadinya pembelahan, sel akan melakukan replikasi pada DNA. Tujuan dari replikasi tersebut adalah untuk memperbanyak salinan kode genetik, dapat dikatakan sebagai proses pembentukan DNA yang baru yang memiliki basa nitrogen yang saling komplemen atau berlawanan dengan DNA yang disalin. Proses replikasi diawali dengan putusnya ikatan hidrogen pada pasangan basa dengan bantuan enzim helikase (dari arah 3’ ke 5’) dan menyebabkan basa nitrogen terpisah dengan pasangannya dan membentuk 2 bagian, yaitu leading strand dan lagging strand. Setelah dipisahkan, salinan DNA akan mulai dibuat dengan bantuan enzim DNA polimerase dari arah 3’ ke 5’.

 

BACA JUGA:Mahfud hingga Sandiaga Uno Hadiri Haul Almarhumin Pondok Buntet Pesantren Cirebon

 

Selain bereplikasi, sel juga melakukan sintesis protein yang merupakan proses pembentukan asam amino yang dikode oleh triplet kodon pada fragmen DNA. Proses ini dimulai dengan proses transkripsi, dimana fragmen DNA akan dibaca dan diterjemahkan oleh RNA polimerase hingga membentuk RNA messenger. Fase tersebut disebut dengan  transkripsi RNA messenger dan berlangsung di nukleus. Kemudian mRNa yang telah dicetak berdasarkan cetakan dari DNA akan keluar menuju sitoplasma untuk diterjemahkan oleh tRNA melalui fase translasi. Fase translasi dimulai dengan mRNA yang berikatan dengan rRNA, kemudian tRNA akan menerjemahkan kodon pada mRNA. tRNA akan mengenali start kodon pada mulanya, lalu dilanjutkan dengan fase elongasi atau pemanjangan.

 

Pertumbuhan dan perkembangan pada sel tidak pernah berhenti, kecuali sel itu mengalami kematian atau apoptosis. Sel akan selalu mengalami pembelahan. Bahkan saat kita tertidur, milyaran sel pada tubuh kita tidak pula berhenti atau tidur. Milyaran sel tersebut menjalani peranannya masing-masing. Walaupun dengan peran dan fungsi yang berbeda, peran sel tersebut mempunyai tujuan yang sama agar tubuh tetap pada kondisi homeostasis. Berkaca pada kinerja sel pada tubuh, kita tidak seharusnya merasa lelah dan ingin menyerah.

 

 

Syelziva Yonda Atwita

Peserta kuliah Biologi Molekuler Prodi Farmasi

Universitas Singaperbangsa Karawang

Dosen Supervisi:  Jekmal Malau & Ahsanal Kasasiah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: