Paruh Baya Beli Air Bersih Rp 30 ribu Karena Belum Dapat Bantuan Air Gratis

Paruh Baya Beli Air Bersih Rp 30 ribu Karena Belum Dapat Bantuan Air Gratis

Puluhan Warga Desa Makmur, Kabupaten Bekasi Antri Mengambil Air Bersih.-ISTIMEWA-

KARAWANGBEKASI.DISWAY. ID - Musim kemarau berkepanjangan yang diiringi dengan panas terik memicu sebagian wilayah Kabupaten Bekasi kesulitan air, begitu juga di Desa Sukamakmur.

 

Kekeringan di desa itu sudah lebih dari sebulan, Sarmi yang hanya seorang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai pencari barang rongsokan harus merogoh kocek lebih dalam selama sebulan ini.

 

Meski sudah paruh baya Warga Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Sarmi (55) tampak begitu semangat menenteng tiga galon kecil untuk mengantri air bersih bantuan dari HIPMI Kabupaten Bekasi, Rabu (4/10/2023).

 

Sejak sebulan lalu setiap harinya ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 30 ribu untuk membeli enam galon air bersih di tukang yang berkeliling yang di mana air tersebut untuk keperluan mencuci, minum hingga memasak.

 

"Ya, saya setiap hari harus keluar biaya Rp 30 ribu untuk beli enam galon air bersih. Ini biaya yang sebelumnya tidak pernah ada dan sangat lumayan, biasanya segitu untuk makan," ungkap Sarmi.

 

Menurutnya, ia terpaksa mengkocek saku meski penghasilannya pas-pasan dan mengakui baru kali ini di wilayahnya kesulitan air bersih. Mirisnya, hampir sebulan lebih dilanda kesulitan air ini Sarmi sama sekali belum mendapatkan bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Bekasi, padahal saat ini air bersih begitu berarti untuk keluarganya.

 

"Saya senang kalau dapat air gratis bisa menghemat pengeluaran, karena penghasilan saya lagi sepi," tuturnya.

 

Disamping itu, Kepala Dusun III Desa Sukamakmur, Warman Supriatna mengatakan, kekeringan melanda Sukamakmur sejak sebulan terakhir. 

 

Biasanya, kata Warman, wilayahnya tidak mengalami kekeringan dan baru tahun ini daerahnya kesusahan air bersih disertai cuaca yang sangat panas dan angin kencang. Karena hal tersebut berdampak pada persawahan yang menyebabkan kesusahan air.

 

Dirinya menyebut kekeringan melanda secara umum di desa, sampai-sampai warga yang berada tak jauh dari pintu air depan kantor desa pun mengalaminya.

 

"Air belum ada bantuan dari BPBD, jadi warga beli di agen dan dikirim sampai rumah seharga Rp 5 ribu," pungkas Warman. (dim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: