Satwa Langka Banyak Berbiak di Gunung Sinalanggeng, Dampak Nyata Pemberhentian Tambang
HABITAT: Salah satu satwa langka yang berkembang biak di Gunung Sinalanggeng setelah dua tahun tambang batu andesit berhenti.-Istimewa-
BACA JUGA: 6 Makanan Khas Karawang, Nomor 2 Bikin Nagih!
“Pada saat Pangkostrad datang ke Sanggabuana beliau menyatakan kesiapannya untuk menjadi Bapak Asuh satwa-satwa dilindungi yang ada di Sanggabuana. Sorenya Panglima langsung merealisasikan, jadi hari ini masyarkat yang menemukan sarang dan bersedia menjaga mulai memasang papan peringatan dan monitoring. Masyarakat yang monitoring dan menjaga sarang mendapat biaya operasional dari Pangkostrad," tambah Komarudin.
Menurut Koko, anggota Ranger ini biasa dipanggil, satwa yang mulai banyak menghuni dan berbiak di Gunung Sinalanggeng diantaranya dari jenis primata, yaitu lutung jawa (Tracypithecus mauritius), dan juga monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sedangkan dari jenis burung, terdapat elang brontok (Nisaetus cirhatus), elang ular atau elang bido (Spilornis cheela), punai pengantin (Treron griseicauda), cekakak sungai (Todiramphus chloris), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), kirik kirik senja (Merops leschenaulti), dan juga jenis burung kicauan lainnya.
"Selain sering terlihat kucing hutan (Prionailurus bengalensis) juga ditemukan jejak karnivora besar macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Tapi kami belum memasang kamera trap untuk merekam satwa yang ada, terutama jenis kucing besar di Sinalanggeng," kata Koko saat ditemui di Markas Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) di area Café 99 Puncak Sempur.
Abiburohman, anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) desa Mekarbuana, Tegalwaru yang ikut dalam pemasangan plang adopsi sarang burung dilindung milik Pangkostrad menyambut baik banyaknya satwa langka yang berbiak di Sinalanggeng.
Abib yang pada Kamis, 23 November 2023 ikut mendampingi Pangkostrad di Sanggabuana untuk melepasliarkan satwa langka dan merehabilitasi hutan mengatakan bahwa Pangkostrad Maruli Simanjuntak mendorong masayrakat untuk menjaga dan merawat satwa di Sanggabuana.
“Sebagai bapak asuh satwa dilindungi, Pangkostrad membiayai operasional masyarakat yang melakukan monitoring dan penjagaan. Saya dorong masyarakat untuk tidak berburu lagi tapi ikut program Pangkostrad. Jadi mendapat manfaat ekonomi yang lebih besar daripada berburu," terang Abib yang juga aktif di komunitas Baraya Sanggabuna, komunitas yang ikut aktif dalam kegiatan konservasi di Sanggabuana binaan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) dan Ranger.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: