Tolak Tangani Bayi Prematur, Ini Penjelasan Lengkap Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta

Tolak Tangani Bayi Prematur, Ini Penjelasan Lengkap Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta

Plt Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta dr. Tri Muhammad Hani, MARS., MH (Kes).--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta, akhirnya angkat suara terkait ramainya pemberitaan penolakan pelayanan terhadap pasien bayi yang baru lahir prematur di warga Desa Ciwangi, Kecamatan Purwakarta.
 
Plt Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta dr. Tri Muhammad Hani, MARS., MH (Kes).secara langsung menegaskan bahwa tak ada penolakan pasien.
 
Dia menjelaskan, dari laporan kronologis petugas jaga (dokter, bidan, perawat jaga IGD) serta data-data utilisasi rumah sakit pada saat kejadian, pasien datang ke IGD sekitar pukul 02.24 WIB menggunakan ambulance desa dengan didampingi bidan klinik mandiri dan ayah pasien.
 
 
Bidan perujuk dari klinik mandiri ini membawa surat rujukan dari sebuah RS Swasta di Purwakarta.
 
"Jadi sebenarnya tujuan awal pasien dirujuk oleh bidan dan keluarga pasien bukan ke RSUD Bayu Asih. Namun ke salah satu RS Swasta Kelas B di Kabupaten Purwakarta," tegas Hani.
 
Setibanya di RSUD Bayu Asih, sambung dia, pasien dilayani dengan baik. Mulai dari pemeriksaan dokter jaga sesuai kegawatannnya di ruang Triase dan penanganan awal.
 
Dengan pemberian oksigenasi dan berdasarkan kegawatannya memerlukan perawatan di ruang intensif bayi selanjutnya Surat Perintah Rawat Inap (SPRI) untuk masuk ke ruang ICU Neonatus (Bayi).
 
Menurut Hani, pasien yang lahir prematur mengalami kondisi paru-paru belum matang, sehingga produksi oksigen belum optimal.
 
“Akibatnya bayi kekurangan oksigen dan tidak cukup hanya dengan pemberian oksigen melalui sungkup, tetapi harus dengan alat bantu pernafasan mekanis yang disebut Ventilator. Nah peralatan Ventilator ini hanya bisa diberikan di ruang ICU Neonatus atau NICU,” ungkapnya.
 
Sebetulnya, di ruangan ICU Neonatus RSUD Bayu Asih tersedia ventilator. Namun, saat pasien datang, ventilator dalam posisi baru terpasang pada bayi lahir kembar yang ibunya dioperasi cesar di kamar operasi.
 
"Jadi pada saat pasien bayi datang, kebetulan di kamar operasi ada ibu hamil yang sedang dioperasi cesar oleh dokter kandungan dengan bayi kembar dan sudah diintruksikan oleh dokter setelah lahir harus segera dirawat di ICU Neonatus dengan ventilator. Sehingga pada saat kejadian semua unit alat ventilator sedang terpakai,” jelasnya.
 
Akhirnya dokter jaga dan bidan memutuskan sementara pasien diobservasi sementara di ruang PONEK. Bayi dilakukan pemberian oksigen (O2) dan penghangat (Infant Warmer) serta dipasang alat saturasi Oksigen. Fungsi alat saturasi oksigen adalah menjaga kadar oksigen dalam darah.
 
Hasil observasi dengan pemantauan saturasi oksigen menunjukkan indikasi medis bayi harus mendapat alat bantu pernapasan ventilator mekanis dan tidak cukup hanya pemasangan oksigen sungkup saja.
 
“Sehingga tidak ada jalan lain harus menggunakan alat ventilator yang mana kondisi di RSUD Bayu Asih semua unit ventilator terpakai. Akhirnya dokter jaga memberikan edukasi dan motivasi kepada keluarga pasien untuk dirujuk ke RS lain yang peralatan ventilatornya tersedia,” kata Hani.
 
"Pertimbangan dokter jaga dan bidan adalah jika tidak mendapat pertolongan dengan ventilator justru membahayak nyawa bayi dan bisa tidak tertolong karena kadar oksigen dalam tubuh semakin turun. Namun pihak keluarga masih ingin dirawat dan dilayani di RSUD Bayu Asih," sambungnya.
 
Dokter jaga akhirnya mengeluarkan rujukan ke dua RS Swasta di Purwakarta dengan harapan salah satunya tersedia alat ventilator. Surat referensi diberikan kepada bidan yang merujuk dan keluarga.
 
“Ternyata kami kemudian mendapat informasi, bahwa bayi tidak dibawa ke RS Swasta yang kami rujuk, tetapi akan dibawa pulang ke rumah,” tutupnya.
 
Namun saat ini, pasien dikabarkan telah dibawa kembali ke RSUD Bayu Asih untuk mendapatkan perawatan medis.
 
Sebelumnya ramai diberitakan, seorang warga mengeluhkan pelayanan di RSUD Bayu Asih yang diduga menolak memberikan pelayanan medis terhadap pasien bayi prematur.
 
Bayi laki-laki tersebut diketahui lahir pada hari Minggu sekitar pukul 19.00 WIB di salah satu bidan di daerah Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari.
 
Kemudian setelah bayi tersebut lahir, sang bidan menyarankan kepada kedua orangtuanya untuk membawa bayi mereka ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan medis. (san/rie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: