Jangan Dicontoh, Mengintip Praktek Kawin Kontrak di Desa-desa di Cianjur, Cek Harga Maharnya...

Jangan Dicontoh, Mengintip Praktek Kawin Kontrak di Desa-desa di Cianjur,  Cek Harga Maharnya...

Para wanita yang jadi korban TPPO salah satunya praktek kawin kontrak.--tempo

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Tradisi kawin kontrak, atau yang dikenal juga dengan sebutan "nikah siri kontrak" adalah sebuah praktik yang cukup unik yang masih dijalankan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Cianjur, Jawa Barat. Ayo mengintip Praktek kawin kontrak di Desa-desa di Cianjur yang kini sudah jadi mata pencaharian.

Pada tradisi ini, pasangan menikah dengan kesepakatan untuk menjalani pernikahan dalam jangka waktu tertentu, setelah itu dapat memutuskan untuk melanjutkan pernikahan atau mengakhiri hubungan tersebut. Meskipun secara resmi tidak diakui oleh hukum, namun praktik ini tetap eksis dan menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat.

Salah satu faktor utama yang mendorong orang untuk menjalani tradisi kawin kontrak di Cianjur adalah masalah ekonomi. Beberapa pasangan memilih jalur ini karena memungkinkan mereka untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam sebuah pernikahan. Dengan kawin kontrak, mereka dapat menentukan masa percobaan dalam pernikahan sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan hubungan tersebut dengan pernikahan yang sah secara hukum.

BACA JUGA:6 Dinas Digabung Jadi 3, DPRD Karawang Usul Bidang Pora Dipisah dari Disdik

Namun, di balik praktik tersebut, terdapat pula berbagai perdebatan dan kontroversi. Beberapa pihak menilai bahwa tradisi kawin kontrak ini melanggar norma-norma agama dan moralitas, karena cenderung memperlakukan pernikahan secara sementara dan tidak serius. Selain itu, ada juga risiko bagi pihak perempuan yang rentan mengalami penelantaran atau kesulitan dalam mendapatkan perlindungan hukum dan hak-hak mereka.

Meskipun demikian, bagi sebagian masyarakat di Cianjur, tradisi kawin kontrak tetap dianggap sebagai pilihan yang sah dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Mereka percaya bahwa setiap pasangan memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang mereka hadapi.

Selain itu, tradisi ini juga dipandang sebagai bagian penting dari warisan budaya lokal yang harus dijaga dan dilestarikan. Sehingga, meskipun kontroversial, praktik ini terus bertahan dan menjadi bagian integral dari kehidupan sosial di Cianjur.

Kasus kawin kontrak yang terjadi di wilayah Puncak bukan hal baru. Praktik ilegal itu sudah menjadi sumber pencaharian bagi oknum-oknum yang berpengalaman. Bahkan, tak sedikit dari mereka, pengatur kawin kontrak bergelimang harta.

BACA JUGA:Termasuk Pasar Baru, Pemkab Karawang akan Bangun 4 Pasar Tanpa Sistem BOT, Bupati Aep: Pakai Uang Kita Saja

Sebut saja Rizkit, mantan supir sewaan yang jasanya biasa digunakan tamu-tamu asal Timur Tengah untuk urusan transportasi hingga menjadi saksi mata transaksi jual beli perempuan lokal berkedok kawin kontrak yang belakangan ramai diperbincangkan pascapenangkapan dua orang mucikari oleh Polres Cianjur beberapa waktu lalu.

Ia berpengalaman sejak 2013, Rizki yang tak pernah menginjakan kaki ke tanah Arab pun lancar bahkan fasih berbahasa Arab. Selama itu pula akhirnya dia paham bagaimana praktik kawin kontrak dilakukan sejak awal tawar menawar hingga akhirnya si tamu pulang ke negara asal dan meninggalkan istri kontraknya.

Dari pengalamannya, biasanya warga negara asing (WNA) khususnya dari Timur Tengah yang berlibur ke daerah Puncak baik itu Cisarua, Bogor maupun kawasan Taman Bunga, Cianjur akan bertanya soal perempuan yang bisa dikawin kontrak pada oknum sopir. Daerah tersebut diberi istilah jabal atau gunung dalam bahasa Arab.

BACA JUGA:DPRD Imbau Para Pendatang Baru di Kabupaten Bekasi Mentaati Hal Ini

"Biasanya, mereka akan minta dibawa ke tempat minum (bar), kita bawanya ke suatu jalan di Jakarta. Lalu mereka akan mencari wanita yang bisa menemani selama berlibur di Indonesia. Dari situ baru dibawa ke kawasan villa di Cisarua atau Taman Bunga atau mereka sebut jabal (gunung)," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: