6 Perbedaan Sekolah Umum dengan Pesantren yang Harus Kamu Tahu sebelum Menentukan Pilihan

6 Perbedaan Sekolah Umum dengan Pesantren yang Harus Kamu Tahu sebelum Menentukan Pilihan

Perbedaan sekolah umum dengan pesantren--picture by kumparan.com

Lembaga pendidikan sangatlah banyak, mulai dari pendidikan formal hingga tidak formal. Semua lembaga pendidikan pasti memiliki tujuan terbaik untuk siswa-siswinya. 

Bagi kamu yang akan memasuki sekolah,  perlu diketahui apa perbedaan sekolah umum seperti biasa dengan pendidikan lainnya seperti Pesantren. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh orang tua agar mengetahui apa yang terbaik untuk buah hatinya. 

Terkadang kita sering dibuat bingung perbedaan sekolah umum dengan Pesantren bukan? Nyatanya, kedua lembaga ini adalah sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi, ada perbedaan secara kurikulum kebiasaan, dan lainnya. Daripada penasaran, yuk kita simak penjelasannya berikut ini. 

Sekolah umum dan pesantren memiliki beberapa perbedaan mendasar yang mencakup aspek kurikulum, lingkungan belajar, serta tujuan pendidikan. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Kurikulum

Sekolah Umum:

  • Kurikulum Nasional: Mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Mata Pelajaran: Fokus pada mata pelajaran umum seperti Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan lain-lain.
  • Pendidikan Agama: Pendidikan agama biasanya hanya merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan, dengan jam pelajaran yang relatif terbatas.

Pesantren:

  • Kurikulum Kombinasi: Menggabungkan kurikulum nasional dengan kurikulum keagamaan (diniyah) yang lebih mendalam.
  • Mata Pelajaran Agama: Fokus utama pada pendidikan agama Islam, termasuk Al-Quran, Hadits, Fiqih, Aqidah, Akhlak, Bahasa Arab, dan sejarah Islam.
  • Pendidikan Umum: Tetap mengajarkan mata pelajaran umum sesuai dengan standar nasional, namun porsi dan cara penyampaiannya dapat berbeda.

BACA JUGA:Jangan Salah! Inilah Tips Memilih Pesantren yang Terbaik untuk Putra-Putri

2. Lingkungan dan Suasana Belajar

Sekolah Umum:

  • Jam Sekolah: Biasanya memiliki jam sekolah reguler, mulai dari pagi hingga siang hari, dengan siswa pulang ke rumah setelah jam sekolah.
  • Asrama: Tidak ada sistem asrama; siswa tinggal bersama keluarga di rumah masing-masing.
  • Kegiatan Ekstrakurikuler: Beragam kegiatan ekstrakurikuler tersedia, seperti olahraga, seni, sains, dan organisasi siswa.

Pesantren:

  • Jam Sekolah: Jadwal belajar yang lebih panjang, seringkali dari pagi hingga malam hari, termasuk waktu khusus untuk kegiatan keagamaan dan hafalan Al-Quran.
  • Asrama: Sebagian besar pesantren menerapkan sistem asrama, di mana siswa tinggal di dalam kompleks pesantren dan mengikuti rutinitas harian yang ditentukan.
  • Kegiatan Ekstrakurikuler: Selain kegiatan umum, pesantren juga menawarkan kegiatan yang lebih banyak berfokus pada pengembangan keagamaan dan spiritual, seperti pengajian, ceramah, dan kegiatan ibadah kolektif.

3. Tujuan Pendidikan

Sekolah Umum:

  • Pendidikan Akademis: Fokus pada pengembangan akademis dan keterampilan siswa untuk mempersiapkan mereka masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau dunia kerja.
  • Pengembangan Karakter: Menekankan pada pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan norma sosial umum.

Pesantren:

  • Pendidikan Agama dan Akhlak: Menekankan pada pembentukan akhlak mulia, pengetahuan agama yang mendalam, dan pemahaman nilai-nilai Islam.
  • Pembinaan Spiritual: Bertujuan untuk menciptakan individu yang beriman, bertakwa, dan berakhlak baik, serta mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pendekatan Pembelajaran

Sekolah Umum:

  • Metode Pembelajaran: Menggunakan berbagai metode pembelajaran modern yang berorientasi pada siswa, seperti diskusi, proyek, presentasi, dan penggunaan teknologi.
  • Penilaian: Penilaian dilakukan berdasarkan ujian tertulis, tugas, proyek, dan partisipasi kelas, dengan standar yang diatur oleh pemerintah.

Pesantren:

  • Metode Pembelajaran: Menggunakan metode pembelajaran tradisional seperti halaqah (pengajian kelompok), sorogan (belajar individu dengan guru), dan bandongan (pengajaran bersama). Teknologi mungkin digunakan, tetapi tidak selalu menjadi fokus utama.
  • Penilaian: Penilaian mencakup pemahaman agama, hafalan Al-Quran, perilaku dan akhlak sehari-hari, serta kinerja akademis dalam mata pelajaran umum.

5. Kegiatan Sehari-hari

Sekolah Umum:

  • Kegiatan Harian: Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, kemudian pulang ke rumah setelah jam sekolah selesai.
  • Kegiatan Tambahan: Kegiatan tambahan biasanya berupa ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah atau di luar sekolah.

Pesantren:

  • Kegiatan Harian: Siswa mengikuti jadwal yang ketat yang mencakup waktu untuk shalat berjamaah, mengaji, belajar di kelas, serta kegiatan ekstrakurikuler dan ibadah tambahan.
  • Kegiatan Tambahan: Kegiatan tambahan lebih berfokus pada peningkatan spiritual, seperti tahfidz (menghafal Al-Quran), qiyamul lail (shalat malam), dan kajian kitab kuning (kitab klasik Islam).

BACA JUGA:Calon Santri Baru Harus Tahu! Ini 8 Hal Penting Disiapkan sebelum Masuk Pesantren

6. Kedisiplinan dan Aturan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: