Mulai Bilang Tidak, Begini Cara Ubah Pola Asuh Permisif yang Bisa Moms Lakukan

Mulai Bilang Tidak, Begini Cara Ubah Pola Asuh Permisif yang Bisa Moms Lakukan

Cara Ubah Pola Asuh Permisif-(Unsplash/Ben Griffiths)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Orang tua permisif umumnya sangat responsif dan penuh kasih, namun gaya pengasuhan ini ditandai dengan minimnya aturan. Penting untuk diketahui bahwa pemilihan pola asuh sangat krusial bagi perkembangan anak.

Jika pola asuh yang diterapkan tidak sesuai dengan karakter anak, seperti dalam kasus pola asuh permisif, hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari. Meski begitu, pola asuh permisif atau permissive parenting memiliki sisi positif karena mampu menjadikan orang tua sebagai teman baik bagi anak-anak mereka.

Dalam hal memberikan kehangatan, perhatian, dan interaksi yang intens, pola asuh ini tidak diragukan lagi efektif. Namun, pola asuh ini bisa berdampak negatif pada anak, seperti membuat anak lebih impulsif, serta rentan terhadap kenakalan remaja.

Lalu, bagaimana cara ubah pola asuh permisif? Yuk simak Moms!

 

Ciri-Ciri Orang Tua dengan Pola Asuh Permisif

 

Sebelum mengetahui cara ubah permissive parenting, Moms juga perlu tahu ciri-ciri pola asuh ini. Berikut ciri-cirinya.

Tidak Memiliki Aturan yang Tegas

 

Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif jarang memiliki peraturan yang ketat bagi anak mereka. Akibatnya, anak cenderung semaunya dalam memilih apa yang dia inginkan. Misalnya, anak bebas makan apa pun yang dia mau, meskipun makanan tersebut kurang bergizi.

Anak juga tidak memiliki jam tidur tetap, bebas menonton televisi, atau bermain dengan gawai terus-menerus. Jika pun ada peraturan, sering kali orang tua menerapkannya secara tidak konsisten.

Selain itu, bila orang tua meminta anak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya, anak cenderung mengabaikan.

Jarang Menghukum Anak

 

 

Pada pola asuh permisif, orang tua jarang memberikan hukuman atau mendisiplinkan anak ketika mereka melakukan kesalahan. Sebaliknya, mereka mencoba mengalihkan perhatian anak ke hal lain. Jika hukuman diberikan, biasanya hanya berupa hukuman ringan, sehingga dari luar terlihat seolah orang tua tidak melakukan tindakan disiplin apa pun.

 

Menggunakan Suap

 

Ketika anak melakukan tindakan yang kurang baik, orang tua dengan pola asuh permisif jarang mengatakan kata "tidak" kepada anaknya. Mereka cenderung memilih untuk menyuap anak guna menghindari perilaku tidak baik daripada memberikan hukuman.

Misalnya, menjanjikan untuk membeli mainan jika anak berhenti menangis atau memberikan jajanan seperti permen atau es krim.

 

Mengabaikan Sifat Kurang Hormat dari Anak

 

Pernahkah Moms membiarkan anak marah dan memukul? Atau membiarkan mereka menangis keras-keras di tempat umum? Jika iya, Moms mungkin menerapkan pola asuh permisif.

Dalam gaya pengasuhan ini, orang tua cenderung mengabaikan perilaku tidak sopan dari anak, dengan anggapan bahwa itu adalah sifat kekanak-kanakan yang tidak perlu dikoreksi.

 

Cara Mengubah Pola Asuh Permisif

 

Jika Moms merasa bahwa pola asuh permisif memberikan dampak negatif pada anak-anak, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan perubahan. Mengubah kebiasaan ini bisa menjadi tantangan, baik bagi Moms maupun anak-anak. Menetapkan aturan dan mengatasi anak yang sedang kesal dari awal memang memerlukan usaha ekstra.

Mengutip dari Encyclopedia of Infant and Early Childhood Development Journal, berikut beberapa strategi yang bisa Moms gunakan:

Kembangkan Daftar Aturan Dasar di Rumah

Anak-anak perlu memahami dengan jelas harapan Moms terhadap perilaku mereka di rumah. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan aturan dasar yang jelas dan mudah dipahami oleh mereka. Misalnya, aturan tentang kapan boleh makan makanan manis dan melarangnya di waktu-waktu tertentu.

Tegas dan Konsisten

Ini mungkin menjadi tantangan terbesar bagi orang tua yang cenderung permisif, namun sangat penting. Cobalah untuk tetap tegas dan konsisten, namun penuh kasih. Bantu anak memahami mengapa aturan tersebut penting dengan memberikan umpan balik dan penjelasan yang jelas, serta pastikan ada konsekuensi yang diterapkan.

Pastikan Anak Tahu Selalu Ada Konsekuensi dari Tindakan

Aturan yang Moms buat akan menjadi tidak efektif kecuali ada konsekuensi bila dilanggar. Time-out dan kehilangan hak istimewa adalah konsekuensi logis untuk melanggar aturan di rumah. Misalnya, mereka kehilangan waktu bermain gadget jika terlambat mengerjakan tugas sekolah.

Menghargai Setiap Tindakan Baik Mereka

Cobalah untuk memberikan apresiasi kepada anak jika melakukan hal baik. Contohnya, ketika mereka tepat waktu makan dan tidur, Moms bisa memberikan pujian atau sesekali hadiah yang bermanfaat seperti buku baru.

Pola asuh permisif dapat menghasilkan anak yang kurang disiplin, sulit mengikuti aturan, dan mungkin memiliki masalah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memiliki aturan lebih ketat. Namun, mereka juga bisa menjadi individu yang kreatif dan mandiri, asalkan mendapatkan bimbingan yang tepat dalam menghadapi tantangan hidup.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: