Nasi Uduk, Flare, dan Cerita Malam yang Tak Terduga

Nasi Uduk, Flare, dan Cerita Malam yang Tak Terduga

Nasi Uduk, Flare, dan Cerita Malam yang Tak Terduga--

Malam itu, dalam perjalanan menuju Pasar Telagasari demi seporsi nasi uduk yang konon bisa bikin lupa rasanya ditolak gebetan, saya dikejutkan oleh pemandangan yang bikin mata terbelalak. Di kejauhan, sebuah cerobong mengeluarkan api yang menyala terang, seolah-olah matahari memutuskan untuk lembur di malam hari. Saya sampai mikir, "Wah, ini gimana ceritanya? Apakah alien sudah mulai eksperimen di Karawang?"

 

Belakangan saya baru tahu, cerobong tadi bukan alat uji coba alien, tapi namanya flare. Katanya sih, flare ini alat buat buang gas yang aneh-aneh dari mesin produksi minyak dan gas. Sederhananya, kayak exhaust di motor tapi versi industri berat. Bayangan saya soal api yang menyembur kayak naga ngamuk ternyata salah. Flare itu malah jadi pahlawan yang memastikan produksi tetap aman dan tidak bikin heboh satu kampung.

 

Flare yang menyala di tengah malam tadi ternyata ada di kawasan Pertamina EP Field Subang, tepatnya di Stasiun Pengumpul (SP) Bambu Besar. Di sini, Pertamina lagi sibuk mengerahkan segala daya upaya untuk produksi minyak dan gas demi ketahanan energi nasional. Jadi, api itu bukan sekadar show off atau bakar-bakar gas sembarangan, melainkan penanda bahwa mereka lagi bekerja keras.

 

Bayangin aja, di sana ada orang yang jagain pipa-pipa panjang yang ngangkut material minyak dan gas dari kedalaman sekitar satu sampai dua kilometer di bawah tanah, jauh dari air tanah buat kita mandi atau nyuci motor. Nah, pipa-pipa ini bukan cuma buat kita ngegas motor ke mana-mana atau bikin nasi uduk tetap ada di pagi hari, tapi juga jadi suplai utama gas untuk perusahaan-perusahaan besar di kawasan industri. Dari situlah, gas ini dipakai buat produksi segala macam barang, mulai dari plastik, pupuk, sampai bumbu mie instan!

 

Jangan lupa juga, di balik pipa-pipa itu ada pahlawan-pahlawan energi yang kerjanya nggak kenal waktu. Mereka yang jaga pipa-pipa ini, kerja bergantian sesuai shift, mirip satpam komplek, tapi bedanya mereka nggak bisa leha-leha di pos sambil nonton TV. Ini orang-orang jarang pulang, hidupnya cuma di Stasiun Pengumpul, jadi bagian dari pipa itu sendiri.

 

Kalian lagi libur panjang, asyik cuti hari besar, mereka tetep stand by jagain pipa-pipa biar nggak ada bocor, nggak ada masalah. Jadi, ketika kita lagi makan ketupat sama opor ayam pas Lebaran atau tiup terompet pas tahun baru, mereka ada di sana, di tengah-tengah ladang gas, jaga energi kita tetap ngalir, biar hidup kita tetep lancar jaya!

 

Fungsinya flare ini ada dua, kawan. Pertama, untuk menetralisir anomali yang bisa bikin mesin produksi pusing tujuh keliling. Kedua, sebagai filter buat gas yang enggak layak edar. Bayangkan kalau gas LPG di dapur kita ternyata kualitasnya abal-abal, masak mie aja bisa-bisa tiga hari tiga malam. Antrean nasi uduk bakal makin panjang karena gasnya gak nyala-nyala.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: