TAHUKAH kamu? Kulit buah naga yang seringkali dibuang begitu saja ternyata mengandung senyawa antosianin dan betasianin yang dapat berperan sebagai senyawa antioksidan yang bersifat immunomodulator. Sifat immunodulator membuat kulit buah naga menjadi senyawa yang dapat mengubah aktivitas sistem imun tubuh karena terjadinya dinamisasi regulasi sel-sel imun. Kulit buah naga juga dapat menjadi obat yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun yang terganggu atau pun menekan sistem imun yang fungsinya berlebihan. Cara kerja immunodulator sendiri yakni dengan imunorestorasi atau mengembalikan fungsi imun yang terganggu. Selain itu, sifat imunomodulator juga dapat bekerja sebagai imunosupersi atau menekan respons imun dan imunostimulasi atau memperbaiki fungsi sistem imun. Dengan adanya senyawa yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun ini, tubuh akan terhindar dari adanya penurunan sistem imun yang memicu berbagai penyakit. Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh merupakan aktivitas pertahanan tubuh yang berperan dalam menanggapi “serangan†dari luar tubuh yang tidak diinginkan. Jika sistem imun terpapar oleh zat asing, tubuh akan merespon imun tersebut. Sistem kekebalan tubuh akan melindungi tubuh dari berbagai serangan penyebab penyakit jika dapat bekerja secapa optimal. Namun, jika sistem kekebalan tubuh ini tidak bekerja secara optimal, tubuh akan rentan terhadap penyakit. Adapun faktor yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh adalah gaya hidup, makanan yang dikonsumsi, lingkungan, usia, virus, stres, dan hormon tubuh. Untuk itu, diperlukan sistem pertahanan yang kuat agar tubuh dapat melawan zat asing yang tidak diharapkan. Telebih, pandemi memaksa kita untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap virus corona agar dapat terhindar dari penyakit Covid-19. Selain itu, kulit buah naga juga mengandung senyawa β-amyrin, α-amyrin, stigmast-4-en-3-one, dan ϒ-sintosterol yang dapat menghambat laju proliferasi dari tiga jenis kanker. Proliferasi merupakan siklus pembelahan sel yang mengarah pada penambahan jaringan. Jika sel yang membelah ini mengalami mutasi DNA (komponen dasar gen), akan terjadi kerusakan genetik yang menyebabkan sel tidak peka lagi terhadap mekanisme regulasi siklus sel sehingga membuat laju proliferasi tidak terkontrol. Mutasi yang meregulasi siklus sel pun dari mulai pertumbuhan, kematian hingga pemeliharaan sel menengakibatkan siklus sel menyimpang dan salah satu akibatnya terjadi pembentukan kanker. Untuk itu, laju proliferasi ini perlu dihambat guna menghambat sel yang bermutasi yang menjadi pemicu kanker. Tidak hanya kulit buah naga, kulit jeruk juga dipercaya mempu meningkatkan imunitas tubuh. Senyawa hesperidin yang terkandung dalam kulit jeruk merupakan golongan flavonoid yang dipercaya mampu memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus. Hal ini telah diteliti oleh ilmuwan yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Pusat Studi Biofarma Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Farmasi UI dan FMIPA IPB pada tahun 2020 yang meneliti mengenai senyawa penangkal covid-19. Tidak hanya memiliki senyawa flavonoid, faktanya kulit jeruk juga mengandung vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging buahnya. Kandungan vitamin C ini berperan penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkal infeksi paru-paru. Namun, faktanya kulit buah naga dan kulit jeruk ini seringkali dibuang karena dianggap sebagai limbah berupa kulit yang seringkai tidak dimanfaatkan secara optimal dan pemanfaatannya pun terbilang masih sedikit. Kondisi ini membuat limbah buah semakin menumpuk. Untuk itu, perlu adanya pemanfaatan limbah, salah satunya dengan mengolahnya menjadi minuman herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Limbah kulit buah ini dapat direbus dan dimanfaatkan air rebusannya sebagai minuman herbal. Yuk, buat minuman herbal dari kulit jeruk dan kulit buah naga! Pertama-tama, pilah kulit buah naga dari bagian yang layak untuk diolah lalu cuci dan potong kecil-kecil. Selanjutnya, keringkan kulit buah naga selama 23 jam. Setelah kering, hancurkan kulit buah naga dengan menggunakan blender hingga menjadi bubuk. Selanjutnya cuci dan rebus kulit jeruk selama kurang lebih setengah jam. Setelah air rebusan terlihat berwarna, masukan bubuk buah naga ke dalam air rebusan kulit jeruk. Lalu aduk agar tercampur. Selanjutnya saring hasil rebusan tadi agar partikel besar tidak ikut masuk ke dalam minuman. Agar minuman manis, tambahkan madu pada hasil rebusan sesuai selera. Teh herbal dari kulit jeruk dan kulit buah naga siap dinikmati. (*)
* Penulis : Rozanah Nushrotina, Mahasiswi S1 Prodi Teknologi Pangan, Universitas Padjadjaran (Unpad)