Catatan Akhir Tahun 2022: FSGI Nilai Merdeka Belajar Masih Jauh Panggang dari Api

Jumat 30-12-2022,15:58 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

“Kebijakan ini telah cukup memberi angin segar pendidikan Indonesia ketika itu. Kenyataannya adalah tidak semua episode Merdeka Belajar  berdampak bagi pendidikan, bahkan tidak sedikit yang dinilai kontra produktif terhadap kelangsungan program pendidikan di Indonesia,” tambah Mansur yang juga guru dan Wakasek di Lombok Barat.

Ketika Episode-4 Program Organisasi Penggerak (POP) diluncurkan, kontan berbagai reaksi ketidak percayaan publik mengemuka.

BACA JUGA:Pergantian Tahun, Pemkot Bekasi Gelar Zikir dan Santunan Yatim

“FSGI memberikan kritik keras dimulai dari proses rekrutmen hingga model impelementasinya. Apa yang terlihat hingga paruh ke-2 tahun  bukanlah sebuah kemajuan yang diharapkan,” ungkap Eka Ilham, Kepala Bidang Diklat FSGI. 

Eka menambahkan dari fakta lapangan diketahui bahwa kebanyakan pelatihan model online yang diikuti oleh para guru sekolah sasaran sebatas pelatihan 1 – 3 jam atau paling lama dengan durasi 3 hari, kebanyakan berisi teori tanpa dibekali praktik dan tidak disertai pendampingan.

BACA JUGA:Kang Emil Subuh Berjamaah Perdana di Masjid Raya Al Jabbar

Kebanyakan guru justru bingung saat akan mencoba mengimplementasikan, karena tidak ada contoh-contoh praktik yang sudah dilakukan.

“Akibatnya pelatihan hanya tinggal pelatihan yang berujung sekedar pengetahuan tanpa implementasi,” tegasnya.

Kebijakan Merdeka Belajar Minim Dukungan Pemda

BACA JUGA:KPK Lakukan Upaya Hukum Kasasi Putusan Wali Kota Bekasi non Aktif di PT Bandung

Pada Episode-5 Program Guru Penggerak (PGP) yang diniatkan sebagai program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan yang mewujudkan SDM unggul Indonesia.

Secara konsep program ini sangat baik dan jika berhasil dipercaya dapat menjadi program yang akan berdampak besar pada pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA:Jabar Miliki PDP di Purwakarta Ini Manfaatnya!

“Namun, fakta lapangan menunjukkan bahwa proses seleksi dan pelatihan yang lama bagi Calon Guru Penggerak (CGP) bukannya menjamin perubahan paradigma pembelajaran pada CGP tetapi justru telah menyita waktu dan tenaga para CGP. Bahkan banyak tugas-tugas pokok guru yang mereka abaikan hanya untuk mengejar status lulus,” ujar Fahmi Hatib, Presidium FSGI. 

Kebijakan Kemendikbudristek pada program guru penggerak, sebagian besar energi Merdeka Belajar dikerahkan kepada guru penggerak.

Kategori :