Sejak saat itu, kekuatan Islam mulai tumbuh di Madinah, yang mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengambil keputusan untuk berhijrah ke sana. Keinginan untuk berhijrah ini muncul pada bulan Muharram.
Peristiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah ini sangat dramatis. Pada saat-saat tersebut, kaum Quraisy merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Rekomendasi 10 Cabang Lomba Menyambut 1 Muharram di Sekolah, Dijamin Seru Abis
Untuk melaksanakan rencana tersebut, mereka mengadakan rapat penting di Dar al-Nadwa, tempat kediaman Qushay bin Kilab. Dalam rapat tersebut, mereka mengusulkan agar Nabi Muhammad SAW segera dihentikan.
3. Kebohongan kabilah Abdi Manaf, Jika Nabi Muhammad Telah Dibunuh
Namun, karena Rasulullah SAW berasal dari kabilah Abdi Manaf, salah satu kabilah terkemuka di Arab, mereka merencanakan tipu muslihat agar kabilah tersebut tidak dapat membalas dendam jika Nabi SAW berhasil dibunuh.
Rencana jahat itu melibatkan pengiriman satu utusan dari setiap suku Arab untuk melaksanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW. Tipu daya ini dicatat dalam Alquran dalam surah Al-Anfal ayat 30:
“Dan [ingatlah], ketika orang-orang kafir [Quraisy] merancang tipu daya terhadapmu untuk menangkapmu, menahanmu, atau bahkan membunuhmu. Mereka merancang tipu daya, dan Allah pun merancang tipu daya-Nya. Dan Allah adalah sebaik-baik perancang tipu daya.” (QS. Al-Anfal [8]: 30).
Pada malam keberangkatan Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah, rumahnya dijaga ketat oleh pemuda-pemuda dari berbagai suku Arab untuk mencegahnya kabur. Namun, berkat pertolongan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW berhasil pergi dengan selamat.
4. Pengorbanan Ali bin Abi Thalib, Demi Melindungi Rasulullah
Ali bin Abi Thalib memberikan pengorbanan besar dengan berbaring di tempat tidur Rasulullah SAW dengan mengenakan selimut, sehingga ketika orang-orang yang ditugaskan untuk membunuh Nabi SAW datang keesokan paginya, yang mereka temui hanya sosok Ali.
Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar As-Shiddiq kemudian berangkat menuju gua di bukit Tsur pada tanggal 2 Rabi'ul Awwal atau 20 Juli 622 Masehi. Setelah tiga hari bersembunyi di gua tersebut, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju Madinah.
BACA JUGA:7 Tradisi 1 Muharam dari Berbagai Daerah di Indonesia. Dari Kirab sampai Pawai Obor
Momen hijrah dari Mekkah ke Madinah dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah Islam. Penanggalan Hijriah yang digunakan umat Islam dinamakan berdasarkan peristiwa hijrah ini, yang menjadi tahun pertama dalam penanggalan tersebut.
Namun, penggunaan kalender Hijriah secara luas dan penetapan resmi sebagai kalender Islam terjadi pada masa Kekhalifahan Rasyidin, khususnya di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.