Program Studi Bioteknologi Universitas Esa Unggul: Mencetak Ilmuwan Inovatif Berkelas Dunia

JAKARTA — Universitas Esa Unggul (UEU) memperkuat perannya sebagai pelopor pendidikan bioteknologi berkualitas di Indonesia melalui Program Studi Bioteknologi yang telah meraih Akreditasi Unggul dari BAN-PT dan pengakuan internasional. Program ini dirancang untuk mencetak lulusan yang kompeten, inovatif, serta mampu menjawab tantangan global di bidang kesehatan, pangan, dan lingkungan.

Rektor UEU, Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, menegaskan pentingnya peran bioteknologi dalam mengatasi krisis dunia seperti ketahanan pangan dan kesehatan. “Lulusan Bioteknologi UEU dibekali teori dan keterampilan praktis untuk menciptakan solusi berbasis kekayaan alam Indonesia,” ujarnya.

Ciri Khas dan Keunggulan Program

Program Studi Bioteknologi UEU mengintegrasikan pendekatan Bioengineering, Bioinformatika, dan Nanoteknologi, serta menanamkan semangat Biotechpreneurship. Fokus program ini mencakup dua peminatan strategis:

• Bioteknologi Kedokteran – Riset molekuler, terapi gen, stem cell, dan diagnostik modern.

• Bioteknologi Pangan – Inovasi fermentasi, makanan fungsional, dan pengolahan hayati.

Metode Pembelajaran Aktif dan Praktis

Dengan pendekatan Student Centered Learning (SCL), mahasiswa didorong aktif dalam mini project, seminar, kuliah lapangan, hingga magang industri. Fasilitas pendukung seperti DNA Lab, Stem Cell Lab, dan Bioinformatics Lab menunjang proses pembelajaran secara langsung dan aplikatif.

Peluang Karir dan Jejaring Global

Lulusan Bioteknologi UEU telah berkiprah sebagai peneliti, staf R&D, QC, dan product specialist di lembaga seperti BRIN, Biofarma, Kalbe, Danone, hingga menjadi wirausaha bioteknologi. UEU juga memiliki mitra internasional seperti Arizona State University, Asia University Taiwan, dan Brunel University UK, serta lembaga nasional seperti Eijkman BRIN dan PT Kalbe Farma.

Staf Pengajar Bereputasi Internasional

Dosen UEU terdiri dari pakar bioteknologi nasional dan internasional, di antaranya:

• Dr. Radisti Ayu Praptiwi – ahli mikroplastik & lingkungan

• Dr. Riza Arief Putranto – pakar bioinformatika

Sumber: