Bela Papa
Kate Victoria Lim.--disway
“Baru dua kali. Saya kan sekolah. Dan lagi waktu berkunjungnya kan dibatasi."
Alvin ditahan dalam kasus KTP palsu. Kaitannya dengan asuransi Allianz. Dua orang wanita dihukum karena kejahatan asuransi.
Mereka melakukan klaim tanpa dokumen yang sah: alamat mereka di alamat rumah Alvin.
Dua orang itu dihukum 2 tahun penjara. Alvin dijatuhi hukuman 4 tahun, tanpa kehadirannya di pengadilan negeri. Ia waktu itu, berada di Singapura dengan alasan berobat. Lama sekali. Akhirnya Alvin divonis in absentia.
Alvin pun pulang ke Indonesia. Tidak ditahan karena masa tahanannya habis. Tidak juga masuk penjara karena vonis hakim tidak mengharuskan langsung masuk penjara.
Alvin naik banding ke pengadilan tinggi.
Alvin pun mendirikan kantor hukum: LQ Law Firm. Setelah keluar penjara di kasus ''penculilan'' anak itu, Alvin kuliah hukum. Lalu mendirikan kantor pengacara. Ia habis-habisan bekerja di jalur hukum. Polisi dia hantam tidak henti-hentinya. Demikian juga jaksa. Dan hakim. Sampai 185 jaksa mengadukan Alvin ke polisi.
Di pengadilan tinggi, kasus bandingnya disidangkan: ia tetap dihukum 4 tahun. Kali ini dengan tambahan putusan: harus langsung ditahan, meski ia melakukan kasasi ke Mahkamah Agung.
Maka ketika Alvin selesai menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri terkait dengan 185 pengaduan itu, jaksa menangkapnya. Itu sesuai dengan perintah pengadilan tinggi. Hari sudah menjelang malam.
Malam itu, Kate ikut menjenguk ayahnyi di tempat tahanan Salemba. Dia membuat pernyataan pers. Membela sang ayah. Mengecam aparat hukum. Tapi ada kertas di tangannyi. Sesekali dia melihat kertas itu.
Kate akan membela ayahnyi habis-habisan. Lewat video. Seperti yang didoktrinkan sang ayah: perlawanan hukum bisa dilakukan lewat video yang diviralkan. Itulah senjata bagi orang yang tidak punya kekuasaan dan tidak punya uang.
Kate sudah membuat banyak video. Penampilannyi, percaya dirinyi, kelancaran bicaranyi sudah jauh berbeda dengan malam pertama ayahnyi ditahan itu.
Kate masih kelas 1 SMA. Dia dipaksa hukum untuk membela ayahnyi. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 6 November 2022: Lewat Tengah Malam
AnalisAsalAsalan
@AK Polisi India memang selalu telat, hingga sekarang. Yang datang duluan selalu berkata ke penjahat, "Jangan panggil aku anak kecil, Paman..." Hahahahaha.
hilman g
Burung ada di San Fransisco Sarang burungnya sedang terbang ke Washington. Kiamat memang sudah dekat, burung diem di tempat, malahan sarang burung yang terbang ke mana mana
Chei Samen
Harga Sebuah Pengorbanan. Perjuangan. Perpolitikan. Pemerintahan. Juga percintaan. Sang suami kepala negara. Sang isteri dikejariin (interview) reporter. Sang suami Putera Mahkota. Sang isteri dikejariin kamera. Sang isteri kepala kantor. Sang suami lagi nganggur. Sang isteri ketum partai, sang suami mendekam di bui - pengalamannya Anwar Ibrahim. Itulah namanyi risiko. Andai takut dilambung ombak jangan berumah ditepi pantai - pidatonya Bro Anwar! Sebagai pedoman, siapin pasangan kita dengan kawat berduri. Kelak si pembawa martul mikir 12 kali. Hammer akan tiba lewat medsos, kampenye, forum ect. Dan jangan dilupakan, jangan tidur ber-celana boxer. Anda akan di ceroboh! Oleh penceroboh! Salam sehat.
Nurkholis Marwanto
Sudah tua-tua Kok masih seneng ngurusin dunia. Nenek pelosi, kakek Biden, kakek Trump. Apa tidak ada yang lebih muda. Berilah kesempatan yang muda. Yang tua persiapan akhirat saja
Nurkholis Marwanto
Sudah tua-tua Kok masih seneng ngurusin dunia. Nenek pelosi, kakek Biden, kakek Trump. Apa tidak ada yang lebih muda. Berilah kesempatan yang muda. Yang tua persiapan akhirat saja
yea aina
Ketika orang (david) hanya punya palu, dan hanya palu, maka dia akan melihat segala hal (tidak mendukung DT ) sebagai paku. Hanya layak di palu.
Fauzan Samsuri
Rupanya Trump berhasil membuat pendukungnya menjadi sangat mencintainya sekaligus membenci lawan politiknya. Mungkin pendukung Trump perlu mengikuti program deradikalisasi dan pemerintah Amerika membentuk BNPT
Jimmy Marta
"Rasanya Anda sudah pernah melewati depan rumah Nancy ini hanya saja tidak tahu itulah rumah terkenal itu". ejekan abah, meleset..... wkwkw...
Amat Kasela
Kebaya merah pemersatu bangsa
Kang Sabarikhlas
Maaf saya ndak komen nancy kek, pelosy kek, buaya merah eh anu kebaya kek, saya capek barusan ikut pawai Hari Pahlawan, meski goblik saya kan asli arek kampung Tunjungan, dimana kakek dan bapak saya dulu ikut berjuang di jalan toenjungan, jadi saya harus memperingatinya sebagai Pahlawan meski pahlawan tak dikenal, yang penting kakek dan bapak saya pernah jadi 'sesuatu'...sesuatu yang ndak dikenal..duh.
Otong Sutisna
Bah... kenapa Abdur ga muncul lagi, siapakah pembunuh putri..,kangen bah, kayaknya lebih seru dari cerita tengah malam...
Leong putu
Malam yang gelap di tengah laut / Tak kulihat cahaya di mana mana / Saat pikiran gelap dan hati kalut / Niat jahatpun segera terlaksana / .. #365_hari_mantun_Disway.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: