Minimalisir Banjir, DBMSDA Kota Bekasi Mulai Perbaiki Saluran Drainase di Kecamatan

Minimalisir Banjir, DBMSDA Kota Bekasi Mulai Perbaiki Saluran Drainase di Kecamatan

Banjir: Kampung Utan Kalim, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi kerap dilanda banjir setiap hujan turun, terlihat anak bermain saat banjir pada Sabtu (12/11/2022)--

karawangbekasi.disway.id  –  Persoalan banjir di Kota Bekasi masih menjadi persoalan krusial yang masih menjadi pekerjaan pemerintah hingga saat ini. Pasalnya masih banyak warga yang belum merasa tenang ketika musim penghujan tiba.

 Persoalan banjir di Kota Bekasi masih menjadi persoalan krusial yang masih menjadi pekerjaan pemerintah sampai saat ini. Pasalnya masih banyak warga yang belum merasa tenang ketika musim penghujan tiba.

Sejumlah wilayah di Kota Bekasi masih merasakan banjir dan menjadi keluhan sebagian warga meski pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 tidak ada banjir besar melanda.

BACA JUGA: Sarling Jabar, RK Luncurkan Pembelajaran Sekoper Cinta di 80 Desa Wilayah Cirebon

Hal itu terlihat dari pengajuan masing-masing RT/RW masih di setiap kelurahan masih sama dengan tahun sebelumnya terkait saluran drainase yang dikeluhkan sebagai penyebab banjir.

Menanggapi hal itu Kabid SDA Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Anjar Budiono, mengatakan bahwa semua kecamatan sudah dicanangkan pekerjaan drainase.

BACA JUGA: Kereen, Desa Pancakarya di Karawang Mulai Menuju Pelayanan Digitalisasi

Pihaknya telah melakukan upaya pekerjaan drainase pada setiap titik yang ditentukan. Tapi untuk titik rawan banjir yang diawasi pemerintah, menurut Anjar, wilayah yang berdampingan atau pinggir kali Bekasi menjadi tempat rawan banjir selama ini.

Terutama posisi daratan yang lebih rendah dibanding dengan kali, seperti PGP sekitar 1000 meter panjang perumahan, diikuti kali Bekasi.

BACA JUGA: Tahun Ini, 42 Proyek Pembangunan di Desa Sukadami Bersumber dari APBD

“Paket 1 normalisasi kali bekasi sudah dijalankan dari titik PGP sampai bendung jalan hasibuan Bekasi. Pekerjaan itu terhambat dikarenakan butuhnya lahan untuk pelebaran kali yang membutuhkan biaya besar,” jelas Anjar, Rabu (25/1/2023).

Dikatakan penyebab banjir ada berbagai hal salah satunya seperti sempitnya kali di lokasi penyeberangan tol tiap wilayah juga menyebabkan air kali jadi meluap. Kemudian volume hujan tinggi dan lumpur yang tebal meski kerap dilakukan peraturan juga menjadi persoalan.

BACA JUGA: Pengembangan Bisnis BBWM Tunggu Lampu Hijau Pemda Bekasi

“Solusinya harus melebarkan saluran di persimpangan tol. Untuk melebarkan itu kita sudah melakukan duplikasi penyeberangan tol, dengan cara membuat saluran baru di sebelah saluran penyeberangan tol,” paparnya.

Pada tahun 2017 perlintasan KM 1705 dekat tol timur, tahun 2019 KM 5800 Jaticempaka, dan pada tahun 2021 perlintasan tol BSK galaxy KM  12100 .

BACA JUGA: Cliff Palace, Istana Terhimpit di Tebing Mesa Verde, Bukti Peradaban Leluhur Amerika Sebelum Ekspansi Bangsa

Namun diakuinya, hal itu masih kurang menampung aliran air. Dan menurutnya sudah seharusnya saluran di persimpangan tol dilebarkan. Setiap bulan kita lakukan aturan dengan ketebalan lumpur capai 1 sampai 2 meter.

Soal banjir, lanjut Anjar, memang tidak mudah dihilangkan, namun dengan warga tidak membuang sampah sembarangan, sudah merupakan upaya mengurangi banjir di Kota Bekasi.

BACA JUGA: Peringati Pertempuran Pertempuran Dahsyat Lengkong, Yayasan Harap Jadi Pengingat Generasi Muda

“Sampah juga masih jadi masalah, belum semua warga ada kesadarannya. Meski sering diangkut sampah tidak ada habisnya,” pungkas Anjar.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: