Harga Telur Ayam di Bekasi Meroket, Tembus Angka Rp31.500

Harga Telur Ayam di Bekasi  Meroket, Tembus Angka Rp31.500

Harga Telur di bekasi meroket--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Lonjakan harga telur ayam negeri di Kota Bekasi, Jawa Barat terus mengalami kenaikan. Kondisi itu terjadi pasca lebaran Idulfitri 1444 H/2023 dan belum ada penurunan drastis. 

Harga telur ditingkat pedagang mencari Rp31500 perkilogram. Sebelum lebaran harga kisaran Tp20-25 ribu. Tingginya harga telur juga diikuti komoditas lain untuk kebutuhan masyarakat (Kepokmas).

Tingginya harga telur dikatakan akibat suplay menurun sementara  permintaan cenderung meningkat. Hal itu juga karena populasi ayam petelur yang belum pulih berdampak pada stok di tingkat pasar.

BACA JUGA:Lagi, Mahasiswa Demo Soal Baznas Kota Bekasi dengan Tutup Jalan A Yani

Sememtara itu, salah satu peternakan ayam di Bekasi Ken, mengakui adanya kenaikan harga telur akibat pasokan menurun sementara permintaan tinggi.

"Sekarang kondisi habis lebaran, populasi ayam petelur lagi ada pembaharuan bibit atau bakalan. Sehingga produksi berkurang,"ungkap Ken kepada KBE.

BACA JUGA:Korban Keracunan Purwakarta Total Jadi 114 Orang

“Dikarenakan sekarang harga telur naik karena posisi populasi ayam petelur yang belum pulih 100 persen dan menurun di penyuplainya saja telurnya sedikit yang beli banyak,”tutur Ken .

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagperin) Kota Bekasi Robert Siagian terpisah mengakui adanya kenaikan harga telur di Kota Bekasi pasca lebaran Idulfitri.  Terkait hal itu Disprindag akan melakukan operasi pasar.

BACA JUGA:Biografi Budiyanto, S.Pi. :Memulai Karier Politik Sebagai DPRD

"Disperindag terus melakukan  pengawasan untuk kesetabilan harga dan pemantauan di lapangan melalui unit,"jelas Robert. 

Ia pun mengatakan jika harga kebutuhan masyarakat (Kepokmas) terus mengalami lonjakan maka akan membuat program operasi pasar. Namun tentu akan melibatkan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang).

BACA JUGA:Ono Surono Dampingi Ganjar Sapa Warga di Bandung, Ganjar Presiden Nu Urang

"Kenaikan itu sejak bulan ini cukup terasa. Kami pasti terus melakukan pengawasan di lapangan antisipasi agar tidak terus terjadi lonjakan,"ungkapnya membenarkan kenaikan karena biaya produksi ditingkat peternak tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: