DPRD Desak Pemkab Karawang Tingkatkan Mutu Lulusan SMK agar Sesuai Kebutuhan Industri
Indriyani--
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang, Indariyani mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang untuk melakukan inovasi demi meningkatkan kualitas para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri dan dunia kerja.
Indariyani menyampaikan, salah satu faktor penyebab tingginya angka pengangguran diakibatkan karena para lulusan SMK di Kabupaten Karawang dianggap belum sesuai dengan kebutuhan industri.
Ia menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Tingkat Penggangguran Terbuka di Kabupaten Karawang mecapai angka 9,87 persen. Sementara pada tahun 2023, jumlah penduduk tertinggi menurut kepemilikan ijasah, diduduki oleh lulusan SMK yang mencapai angka 34,6 persen.
BACA JUGA:6 Ranperda Disetujui Bersama DPRD Jawa Barat dengan Pemdaprov Jabar
"Pengangguran di Kabupaten Karawang terbilang cukup tinggi, dari data BPS tahun 2022, ada 9,87 persen pengangguran terbuka. Hal ini disebabkan dari lulusan SMK yang dianggap belum bisa menjawab kebutuhan industri, akhirnya kalah saing dengan ppencari kerja dari luar daerah," kata Indriyani, Rabu, 20/3/2024.
Ia meminta Pemkab Karawang melakukan suatu program inovasi yang dapat menunjang peningkatan kualitas lulusan SMK yang berkesesuaian dengan kebutuhan industri.
“Pemkab Karawang harus memiliki inovasi program peningkatan kualitas lulusan SMK, agar sesuai dengan kebutuhan industri. Sebab, jika hanya mengandalkan program BLK saja belum cukup,” ungkap Indriyani.
BACA JUGA:Berbagi Berkah Ramadan, JSP Buka Bersama dan Santuni Yatim Piatu di sekitar Proyek PLTGU Jawa-1
Sebagai Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang, Indriyani terus berupaya untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan yang lebih efektif.
Ia menyampaikan, salah satu program baru yang dapat dilakukan oleh Pemkab Karawang adalah dengan menerapkan kurikulum tambahan di SMK dengan tema Kurikulum Berbasis Industri yang melibatkan langsung pelaku industri dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kurikulum Berbasis Industri ini sangat baik. Karena para pelajar akan belajar praktek secara langsung dengan para pelaku industri. Kurikulum tambahan itu bisa dengan memasukkan mata pelajaran khusus, atau dengan membentuk ekstrakurikuler.
"Misalnya, masukan mata pelajaran sepeda motor Honda, Mobil Toyota dan sebagainya dengan tenaga pengajar langsung dari perusahaan. Kalau mata pelajaran sepeda motor Honda ya gurunya dari AHM, begitu pun dengan mata pelajaran khusus lainnya. Atau bisa juga dengan membentuk ektrakurikuler Honda, Yamaha dan sebagainya, dengan tenaga pembimbing dari perusahaan,” terang Indriyani.
Indriyani menuturkan, model pembelajaran seperti itu sudah diterapkan di SMK Mitra Industri Kabupaten Bekasi. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK di Karawang yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan pengangguran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: