AWAS! Jangan Klik Sembarangan 4 Kata Penipuan Ini, Termasuk Kata Setujui

AWAS! Jangan Klik Sembarangan 4 Kata Penipuan Ini, Termasuk Kata Setujui

Jangan Klik Sembarangan Kata Penipuan Ini-(Pixabay/BiljaST)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Menurut seorang ahli keamanan siber dari McAfee yang tidak mengungkapkan identitasnya, ada sejumlah tindakan yang perlu kamu hindari ketika beroperasi di internet. Hal ini dapat berakibat serius pada keamanan finansial seseorang. Total ada 4 kata penipuan yang harus kamu hindari.

 

Larangan mengunduh berkas

 

Salah satu larangan tersebut adalah untuk tidak mengunduh berkas dari sumber yang tidak terpercaya. Ia juga menyarankan untuk berhati-hati terhadap pop-up yang mencurigakan.

BACA JUGA:Jajaki Segmen Pasar Lebih Luas untuk Mitsubishi Xforce, MMKSI Gelar Pameran di The Grand Outlet, Karawang

 

Jangan sembarang klik tombol persetujuan

 

Selain itu, ia mengingatkan untuk jangan klik sembarangan kata penipuan ini, yaitu mengklik tombol "Agree", "Ok", "No", atau "Yes" di dalam pop-up. Karena tindakan ini bisa menyebabkan pengunduhan otomatis spyware.

 

Konsekuensi dari tindakan tersebut adalah bahwa para penjahat siber dapat mengakses dan mencuri data sensitif dan finansial, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan sebagainya.

 

Data yang mereka curi ini dapat mereka gunakan untuk melakukan penipuan atau pencurian dana dari rekening seseorang.

 

Selain saran-saran di atas, pakar keamanan siber juga menyarankan untuk selalu menggunakan versi terbaru dari peramban (browser) dan secara rutin memperbarui sistem operasi (OS) saat ada pembaruan yang tersedia.

 

Menurut laporan yang dikutip oleh The Post, selain pop-up, ancaman keamanan siber semakin meningkat dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI). AI mampu mengecoh orang lain dan berpura-pura sebagai individu tertentu.

BACA JUGA:Bawaslu Jabar Launching Pojok Pengawasan dan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada 2024

 

Lisa Palmer, seorang pakar strategi AI yang bekerja untuk perusahaan konsultan AI Leaders, menjelaskan bahwa hal ini membawa dampak dalam bentuk kejahatan yang lebih personal dan dalam skala besar.

 

Penipu dapat menciptakan kampanye yang sangat disesuaikan untuk ribuan korban yang mereka targetkan. Sehingga penipu tidak perlu menciptakan kampanye individu satu per satu.

 

Ia juga menekankan bahwa pembuatan konten palsu, baik berupa video maupun audio, kini memerlukan usaha yang lebih sedikit.

 

Sebagai contoh yang mengkhawatirkan, baru-baru ini terjadi insiden di mana seorang ibu di Arizona menerima panggilan yang didengarnya sebagai suara putrinya yang mengklaim dirinya diculik dan meminta uang tebusan.

 

Namun, yang sebenarnya adalah bahwa suara tersebut bukanlah suara sang gadis, melainkan hasil dari program AI yang telah berhasil meniru suara putri sang ibu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: