Ribuan Mamah Muda di Kabupaten Bekasi Jadi Janda: Perselingkuhan dan Judi Online Mendominasi

Ilustrasi gambar, Pengadilan Agama (PA) Kelas IIA Cikarang mencatat bahwa perselingkuhan dan judi online menjadi dua faktor utama yang memicu ribuan kasus perceraian.--Mondes
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Angka perceraian di Kabupaten Bekasi terus menunjukkan tren peningkatan signifikan sepanjang tahun 2024. Pengadilan Agama (PA) Kelas IIA Cikarang mencatat bahwa perselingkuhan dan judi online menjadi dua faktor utama yang memicu ribuan kasus perceraian di wilayah tersebut.
Hakim PA Cikarang, Sanusi, menjelaskan bahwa sejak tahun 2022 hingga 2024, jumlah perkara perceraian yang diterima rata-rata berada di angka 5.000 kasus per tahun. Pada 2022 tercatat sebanyak 5.037 perkara, tahun 2023 sebanyak 5.038 perkara, dan hingga akhir tahun 2024 sudah mencapai lebih dari 4.000 perkara.
"Pada tahun 2022 juga sekitar 5.000 perkara di tahun 2023 juga sekitar 5.000 perkara, 2024 kurang lebih sudah 4.000 lebih juga hampir sama, hanya kalau rinciannya 2022 berdasarkan data perkara ada 5.037 perkara, 2023 ada 5.038 perkara yang masuk," ungkap Sanusi kepada Cikarang Ekspress, Selasa (17/12).
BACA JUGA:Ribuan Mamah Muda di Kabupaten Bekasi Jadi Janda: Perselingkuhan dan Judi Online Mendominasi
BACA JUGA:Borong Tiga Trofi Juara, SDN Palumbonsari I Dominasi Festival Lomba Literasi Siswa
Perselingkuhan dan Judi Online Naik
Sanusi mengungkapkan bahwa faktor ekonomi masih menjadi penyebab utama perceraian, mencapai 50 persen dari total kasus. Namun, perselingkuhan dan judi online juga menunjukkan peningkatan signifikan. Faktor judi online, misalnya, naik hingga 5 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Masalah ekonomi masih dominan, tetapi perselingkuhan dan judi online menjadi ancaman besar. Tren ini terus naik setiap tahunnya, terutama pada 2023 dan 2024,” kata Sanusi.
Sementara itu, pada tahun 2024 tercatat sudah ada 2.790 perkara cerai gugat, dan 920 perkara cerai talak yang masuk ke Pengadilan Agama Kelas IIA Cikarang jelang akhir tahun kali ini.
Sanusi juga menjelaskan, beberapa faktor menjadi latar belakang tingginya angka perceraian di Kabupaten Bekasi, faktor ekonomi tercatat sebanyak 50 persen, sedangkan faktor perselingkuhan dan akibat judol itu ada sebanyak 30 persen, khusus faktor judol itu mengalami peningkatan sebanyak 5 persen dari tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Wadahi Minat Generasi Muda terhadap Sepak Bola, Akademi Putra Cimahi Dilaunching 22 Desember
BACA JUGA:Bekasi Creatif Center, Wadah Baru Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bekasi
Mayoritas perceraian, kata Sanusi melibatkan pasangan di bawah usia 50 tahun, dengan dominasi pasangan muda di bawah 30 tahun.
“Banyak pasangan muda yang bercerai, bahkan ada yang baru menikah langsung mengajukan gugatan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: