Menurutnya, kontestasi Pilpres 2024 akan lebih menarik dan sangat ketat jika menghasilkan 3-4 poros politik atau perang politik. Kondisi ini akan memberikan pilihan politik kepada masyarakat untuk mencari yang terbaik dari 3-4 poros yang kemungkinan akan terbantuk. Iklim politik yang baik ini, sekaligus untuk menghindari polarisasi politik yang tidak sehat.
BACA JUGA: Lantik Dua Fungsional DPP, HT: Bawa Generasi Muda memilih Partai Perindo
Dikemukakan, sambil menunggu deklarasi dari PKS, maka persekutuan ini sudah bisa segera membentuk sekretariat bersama (sekber), seperti presidium.
Hal ini karena posisi ketiga partai politik tersebut dalam Pemilu 2019 lalu, perolehan suara maupun kursinya di parlemen, hampir sama. Gerindra dan PKB sudah membentuk sekber terlebih dahulu dengan bakal capresnya Prabowo Subianto.
Sehingga komunikasi politik sudah bisa dibangun oleh Koalisi Perubahan maupun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dalam format kandidasi politik untuk mencari kandidat calon cawapres yang bisa menenangkan anggota pasangan masing-masing.
BACA JUGA: Polemik di NasDem Kota Bekasi Berakhir, Mesra
“NasDem meraih sekitar sembilan persen dengan perolehan 59 kursi, PKS meraih 8,2 persen dengan perolehan 50 kursi, dan Demokrat meraih sekitar 7,8 persen dengan perolehan 54 kursi. Rumitnya adalah, siapa ketua kelasnya?” kata Ginting, tanya.
Hal ini, kata dia, mengingat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ikon Demokrat, pernah menjadi presiden selama dua periode. Kemudian Surya Paloh adalah politikus kawakan yang berhasil membawa NasDem masuk dalam urutan keempat pemenang Pemilu 2019 lalu.
Padahal baru dua kali NasDem mengikuti kontestasi pemilu. Sementara PKS pada Pemilu 1999 hanya memperoleh 1,36 persen, kini sudah meraih lebih dari delapan persen.
BACA JUGA: Spesial Imlek, Ayo Nikmati Sajian I Fu Mie di Aston Imperial Bekasi
“Tidak ada pilihan bagi Demokrat maupun PKS, selain masuk dalam Koalisi Perubahan. Koalisi ini tidak akan pernah ada apabila NasDem tidak keluar dari persekutuan yang mendukung pemerintahan. Sebagai lawan, DNA atau pewarisan sifat politik Demokrat dan PKS tidak mungkin bisa bergabung dengan perselisihan yang digagas pemerintahan Jokowi,” ungkap Ginting.
Lanjutnya, gabungan suara atau kursi PKS dan Demokrat tidak memfasilitasi batas partai politik untuk bisa mengajukan calon presiden dan wakil presiden dalam kontestasi Pilpres 2024. Gabungan mereka hanya sekitar 16 persen, jadi masih kurang empat persen untuk mencapai ambang batas kepresidenan.
BACA JUGA: Demo Jilid 3, Tolak Kebijakan Plt Wali Kota Bekasi Ratusan Massa Hanya Ditemui Sekwan
Menurutnya, dengan adanya deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal capres oleh Demokrat dan menyusul dari PKS, maka Pilpres 2024 berpotensi menghasilkan minimal tiga poros, yakni:
Koalisi Perubahan (NasDem-Demokrat-PKS); Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa/PKB); Koalisi Indonesia Bersatu (Partai Golkar-Partai Amanat Nasional/PAN-Partai Persatuan Pembangunan/PPP).