Bupati Purwakarta Blak-Blakan Ungkap Sisi Gelap Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Bupati Purwakarta Blak-Blakan Ungkap Sisi Gelap Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyuarakan keluhannya terkait sejumlah kerugian yang dialami warga dan Pemkab Purwakarta atas adanya megaproyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dilakukan pihak PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC). Darimulai terjadinya kerusakan parah di banyak ruas jalan utama di Purwakarta. Juga masih adanya warga yang terdampak proyek KJCB. Bupati yang biasa disapa Ambu itu mengaku sangat sedih mendengar keluhan dari warganya yang terdampak megaproyek KCJB. "Perasaan saya campur aduk antara sedih dan marah karena banyak sekali mendengar keluhan masyarakat akan dampak dari pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)," kata Ambu. Khusus ruas jalan yang rusak, salah satunya terjadi pada Jalan Militer. Untuk diketahui, Jalan Militer menjadi ruas jalan penghubung Kecamatan Plered dan Darangdan. Saat ini kondisi jalan tersebut sangat rusak, dan rawan mengakibatkan korban jiwa pengguna jalan. Tak hanya ruas Jalan Militer, jalan-jalan yang menghubungkan Kecamatan Jatilurhur, Sukasari, dan Babakan Cikao juga mengalami nasib serupa lantaran sering dilalui kendaraan-kendaraan berat proyek KCJB. "Beberapa waktu yang lalu saya mengundang pihak KCIC untuk mengikuti rapat koordinasi dengan semua pihak, khususnya dengan masyarakat terdampak pembangunan tersebut yang diwakili oleh camat dan kades. Di sisi lain saya bersyukur bahwa akan ada moda transportasi canggih dan lebih menghemat waktu bagi mereka yang akan melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, maupun sebaliknya," tulisnya. Sebelumnya, warga-warga di Desa Depok, Kecamatan Darangdan blak-blakan mengatakan selama empat tahun terakhir menderita akibat adanya pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Mereka pun sudah mengadukan masalah tersebut ke DPRD Kabupaten Purwakarta. Soal nasib mereka yang harus kehilangan mata pencahariannya sebagai petani. Pasalnya, sawah dan irigasi di wilayah tersebut telah terdampak oleh arugan tanah yang berasal dari aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Warga terdampak, meminta pemerinth segera membayarkan ganti untung atau kompensasi akibat proyek nasional ini. Bahkan, ada salah seorang warga bernama Atini (52) yang mengaku bahwa keluarganya sampai mengalami kelaparan. "Mata pencaharian satu-satunya yakni bertani tidak bisa dilakukan lagi karena areal persawahannya tertimbun oleh urugan tanah yang dilakukan oleh pihak pengembang proyek kereta cepat. Kami sangat sedih," ujarnya, Selasa 1 Maret 2022. Lim Halimah (48) warga Kampung Nangeleng, Desa Depok, mengaku selama ini, hidup dengan berhutang karena tidak memiliki penghasilan lain selain bertani. Lahan sawahnya yang tertimbun tanah galian proyek kereta cepat milik saya seluas 1.463 meter, berada di blok parakanleuwi. "Kini, sawah kami tidak bisa digarap lagi. Tapi, kompensasi tidak ada," ujarnya. (bbs/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: