Perolehan Kursi Golkar Kota Bekasi Diprediksi Terjun Bebas Pemilu 2024, Ini Penyebabnya!
ilustrasi Golkar--
KARAWANGBEKASI.DISWAY – Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah memprediksi perolehan kursi partai Golkar di Kota Bekasi pada pemilihan legislatif (Pileg) 2024 akan terjun bebas.
Iskandar menyebut bahwa inyalemen perolehan kursi Partai Golkar Kota Bekasi pada Pileg mendatang bakal turun drastis sudah mulai terlihat.
“Salah satunya penyebabnya dengan terjerat ikon Golkar Kota Bekasi Rahmat Effendi dalam pusaran korupsi Kota Bekasi sebagai pukulan telak terhadap marwah Partai Golkar di mata publik,” ujar Iskandar kemarin kepada wartawan.
BACA JUGA:Diduga Renovasi Rumah Kader PDIP Pakai Dana Baznas, Orang Demokrat Sebut Kek Maling Ketahuan
Terlebih lagi, kata Iskandar, Ketua DPD Golkar yang dinahkodai oleh Ade Puspita Sari dan notabene putri dari Rahmat Effendi alias Pepen. Hal ini kian memperburuk citra Golkar di masyarakat.
"Kehadiran Ade di panggung politik dinilai sangat prematur. Meski pun saat ini Ade menjabat anggota DPRD Jawa Barat, tapi keterpilihannya bukan murni karena prestasi atau kiprahnya di panggung politik," tegas Iskandar.
Keterpilihan Ade di Legislatif tidak terlepas dari Pepen dengan segala otoritasnya saat menjabat sebagai Wali Kota Bekasi untuk mendorong agar anaknya menjadi anggota dewan.
BACA JUGA:10 Daerah Termiskin Wilayah Jabar, Peringkat Pertama Wilayah Kota Tasikmalaya
Pihaknya juga mempertanyakan soal keabsahan proses pemilihan Ketua DPD Golkar Kota Bekasi saat itu. Oleh karenanya, Iskandar memandang perlu bila Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar mengevaluasi kepemimpinan DPD Golkar di Kota Bekasi tersebut.
“Bicara Ade pastinya tidak lepas dari bayang-bayang Pepen. Bahkan saya menilai Pepen gagal memimpin Golkar Kota Bekasi. Di saat Pepen menjabat Wali Kota Bekasi saja kursi Golkar di DPRD masih kalah dengan PKS dan PDIP,"ucapnya.
Untuk itu dengan kondisi yang ada di Kota Bekasi Iskandar, meminta DPP Golkar tidak boleh tinggal diam dalam persoalan ini. Menurutnya masih ada waktu partai ini untuk berbenah dalam menghadapi Pemilu Serentak 2024 mendatang.
BACA JUGA:Miliki Ragam Fasilitas dan Fungsi Masjid Al Jabbar Bisa Jadi Tujuan Destinasi Wisata dan Edukasi
"Bagaimana mungkin Ade mampu membesarkan Golkar dengan kondisi sekarang. Sementara dia (Ade) sendiri tidak familiar di mata masyarakat," paparnya meragukan karena orang tuanya sendiri saja tidak bisa membawa Golkar ke arah yang lebih baik
Lebih jauh disampaikan bahwa sosok Rahmat Effendi sendiri saat menjabat Wali Kota begitu disanjung sebagai kader senior tidak mampu membawa Golkar ke arah lebih baik.
BACA JUGA:Tim Labfor Diterjunkan untuk Identifikasi Jasad Wanita Termutilasi di Lambangsari
"Justru akhir perjalanan politiknya tergolong tragis. Pepen harus menelan pil pahit akibat perbuatannya dengan serangkaian tuduhan korupsi dan saat ini telah mendapat vonis 12 tahun penjara,” katanya.
Untuk itu, Iskandar meminta agar DPP Golkar tidak ego sektoral dalam menyikapi dinamika Golkar di Kota Bekasi. Masih banyak kader potensial yang dinilai mampu mengembalikan marwah Golkar di tengah keterpurukan partai yang pernah berjaya di era Ahmad Zurfai (Wali Kota sebelumnya).
BACA JUGA:Sah, Partai Ummat Jadi Peserta Pemilu dengan Nomor Urut 24
Dia mengibaratkan Golkar Kota Bekasi saat ini sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah wali kota-nya yang juga mantan senior Golkar Kota Bekasi diciduk KPK. Hal lain gedung Golkar sebagai simbol eksistensi partai, saat ini sudah jatuh di tangan orang lain akibat ketidakmampuan Pepen menjaga amanah partai.
"Tidak ada kata lain selain DPP mengevaluasi secara menyeluruh terhadap kepengurusan Golkar Kota Bekasi,” tegasnya.
Begitupun beberapa survei bursa calon Wali Kota Bekasi yang dilakukan Etos Indonesia Institute, nama Ade Puspitasari tidak mendapatkan respon publik.
BACA JUGA:Catatan Akhir Tahun 2022: FSGI Nilai Merdeka Belajar Masih Jauh Panggang dari Api
"Golkar Kota Bekasi saat ini dipimpin oleh politisi prematur ditambah dalam bayang-bayang anak koruptor masih melekat di telinga masyarakat Kota Bekasi.
Iskandar juga berpendapat, dari sejumlah kader potensial dan mampu membawa perubahan bagi Golkar Kota Bekasi, nama Novel Saleh Hilabi dinilai cukup qualified dibandingkan Ade Puspitasari.
“Dari survei yang pernah kami lakukan juga nama Novel masuk dalam 3 besar, dalam bursa Cawalkot. Sedangkan nama Ade hilang entah kemana, ini merupakan tolak ukur popularitas dan elektabilitas seorang politikus,” ucapnya.
BACA JUGA:Anggota DPRD Jabar Ini Beber Keunikan Masjid Raya Al Jabbar, Apa Saja?
Dia pun menilai, Ketua DPD Golkar Kota Bekasi saat ini hanya mendompleng nama besar bapaknya. Sementara jika dilihat kemampuannya, Ade merupakan politisi kosong.
“Berkali- kali saya sampaikan itu, di level bawah pun Ade namanya tak populer. Justru pada tataran elit maupun kader militan Golkar Kota Bekasi, Novel Saleh lebih layak menahkodai Golkar di Bekasi,” pungkasnya. ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: