Bogor KLB Campak, Tri Adhianto: Kasus Campak di Kota Bekasi Terbilang Kecil

Bogor KLB Campak, Tri Adhianto: Kasus Campak di Kota Bekasi Terbilang Kecil

ilustrasi campak-foto iStock-

karawangbekasi.disway.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi masih belum menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di wilayahnya meskipun Kabupaten Bogor tetangga terdekatnya telah menyandang status KLB Campak.

Diketahui bahwa Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Jabar menggulirkan sejumlah upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di dua daerah di Jabar, yakni Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung Barat.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Hadi Prabowo mengungkapkan, sejak tanggal 1 hingga 19 Januari tercatat puluhan anak telah terkena campak.

BACA JUGA:Jadi Pelopor Keselamatan Pesan Penting HUT ke-1 AXCI Cilacap Bercahaya di Bekasi

"Suspect campak dari tanggal 1 sampai 19 januari 2023, jumlah keseluruhan ada 60 kasus," ungkap Hadi Prabowo, kemarin.

Dikatakan bahwa saat ini, 9 pasien sudah dikirim ke laboratorium Biofarma untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Ada 9 pasien sudah dikirim ke lab Bio Farma, tapi belum ada hasil," ucapnya.

BACA JUGA:Pelepasan Dua Anak Hiu Belimbing di Raja Ampat Dirangkai dengan Prosesi Adat

Menurutnya pada 25 Januari lalu telah mengirim sampel ke laboratorium sebanyak 51 pasien. Seluruh contoh yang dikirim ke laboratorium oleh Dinkes, diambil dari rumah sakit dan juga Puskesmas di wilayah Kota Bekasi.

Secara terpisah Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan, dari hasil pantauan di lapangan saat ini kasus campak di wilayahnya masih terbilang kecil.

"Kita belum, masih kecil, karena sesuatu KLB kan ada persyaratannya. Alhamdulillah Kota Bekasi belum KLB," kata Tri Adhianto, Jumat 27 Januari 2023.

BACA JUGA:Malam Keakraban Alumni STTD Bekasi, Dihadiri Plt Wali Kota Bekasi

Menurutnya, kasus campak di Kota Bekasi hingga kini belum berstatus KLB karena imunisasi anak di wilayahnya terbilang cukup tinggi.

Sebelumnya, Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Jabar menggulirkan sejumlah upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di dua daerah di Jabar, yakni Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung Barat.

BACA JUGA:Jabar Berupaya Akselerasi

Upaya penanggulangan KLB Campak di dua daerah tersebut berdasarkan hasil analisis dan rekomendasi hasil penyelidikan KLB untuk meminimalisasi jumlah penderita.

Adapun caranya dengan melakukan tata laksana kasus, melakukan komunikasi risiko kepada masyarakat dan pengambil kebijakan, serta pelaksanaan respons imunisasi segera (outbreak response immunization/ORI) berdasarkan hasil kajian epidemiologi. ORI sendiri dilakukan untuk menghentikan transmisi Campak dengan cara meningkatkan kekebalan sehingga KLB dapat ditanggulangi.

"Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, dua daerah yang menyatakan telah masuk kriteria peningkatan kasus/KLB yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung Barat," kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana.

BACA JUGA:Motor Listrik Zeeho AE8 Asal Tiongkok Segera Mengaspal di Indonesia, Sudah Bisa Inden

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayu Santika mengatakan bahwa pencegahan Campak dapat dilakukan dengan imunisasi dan melengkapi status imunisasi Campak seluruh anak usia 9-59 bulan, serta tetap menerapkan kewaspadaan diri dengan menemukan suspek Campak (orang dengan gejala demam dan ruam makulopapular).

Selain itu, kata Ryan, dapat dilakukan juga dengan pemeriksaan ke laboratorium untuk memastikan apakah Campak atau bukan sehingga bisa ditangani lebih dini.

"Namun pencegahan Campak yang paling utama adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi Campak Rubella," ucapnya.

BACA JUGA:Mendes: Usulan 9 Tahun Jabatan Kades Sebagai Jalan Tengah, Begini Alasannya

Meskipun Dua daerah berstatus KLB Campak, daerah lainnya belum tentu terbebas dari status tersebut.

"Karena kita hanya mendapatkan berdasarkan laporan, bisa saja masih ada di lapangan atau di masyarakat tapi tidak terlaporkan. Oleh sebab itu, penting sekali untuk melaporkan setiap ada gejala demam ruam ke petugas kesehatan untuk dilakukan pengambilan sampel dan diperiksa ke laboratorium untuk memastikan apakah Campak atau bukan dan melaporkannya ke Dinkes Kabupaten/Kota dan Provinsi Jawa Barat," ucap Ryan.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: