Angka Kematian Bayi di Jabar Turun Signifikan, Bukti Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Angka Kematian Bayi di Jabar Turun Signifikan, Bukti Peningkatan Kesadaran Masyarakat

foto ilustrasi--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi mengatakan bahwa turunnya AKB di Jabar menunjukkan orang tua semakin sadar untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin (minimal enam kali selama kehamilan) termasuk memeriksakan kesehatan bayinya pasca lahir.

Hal itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik mencatat dalam rentang 50 tahun, penurunan Angka Kematian Bayi di Jawa Barat mencapai 90 persen. 

AKB menurun signifikan dari 26 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 13,56 per 1.000 kelahiran hidup selama satu dekade terakhir dan angka ini lebih rendah dari AKB rata-rata nasional.

BACA JUGA:Permudah Akses BBM Bersubsidi untuk Nelayan, KKP Gandeng Pihak Ini 

"Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak baik di Fasyankes Primer maupun rujukan, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, perbaikan dan pemenuhan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas surveilans kesehatan ibu dan anak, termasuk peningkatan kesadaran masyarakat melalui berbagai media edukasi telah memberikan dampak terhadap penurunan AKI dan AKB," jelasnya baru baru ini. 

Angka kematian maternal atau Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain lain. 

BACA JUGA:16.240 Hektar Sawah di Purwakarta Ditetapkan LSD

Hasil Long Form SP2020 menunjukkan, AKI di Provinsi Jabar sebesar 187 yang artinya terdapat 187 kematian perempuan pada saat hamil, saat melahirkan atau masa nifas dari 100.000 kelahiran hidup. 

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah kematian yang terjadi pada penduduk yang berumur 0-11 bulan (kurang dari 1 tahun). Dalam rentang 50 tahun (periode 1971-2022), penurunan AKB di Jabar mencapai 90 persen. 

BACA JUGA:Kang Emil dan Bobby Nasution Konvoi Gunakan Motor Listrik Mengitari Jalanan Kota Medan

Ketua Tim Statistik Sosial BPS Provinsi Jabar Isti Larasati Widiastuty mengatakan, selama periode satu dekade bonus demografi yang dialami Jabar, AKB menurun signifikan dari 26 per 1.000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2010 menjadi 13,56 per 1.000 kelahiran hidup pada Long Form SP2020. 

Nina Susana Dewi juga menuturkan upaya Dinas Kesehatan Provinsi Jabar dalam pencapaian penurunan AKI – AKB, yakni dengan peningkatan kapasitas SDM, pemenuhan sarana dan prasarana, dan pendampingan masyarakat, diantaranya dengan Skrining Layak Hamil (calon pengantin dan Pasangan Usia Subur/PUS), edukasi gizi seimbang kepada ibu hamil serta pelibatan kader dalam deteksi dini risiko di masyarakat. 

BACA JUGA:Naik Pitam, Pria di Bekasi Tusuk Wanita Open BO Karena Ditolak Berhubungan Intim

"Untuk kapasitas SDM antara lain dilakukan pelatihan dokter umum, juga pelatihan kepada tenaga kesehatan dalam tata laksana penyebab terbanyak kematian bayi," ujar Nina. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: