Pengakuan Polisi Diminta Upeti Oleh Polisi Saat Melaporkan Kasus Tanah, Akhirnya Mendapat Perhatian
Bripka Madih polisi aktif bertugas di Polrtro Jakarta Timur mencari keadilan terkait tanah milik orang tuanya yang diserobot pengembang--
“Saya ini pelapor, ingin melaporkan penyerobotan tanah milik orang tua ke Polda Metro Jaya. Oknum penyidik itu minta langsung ke saya, sesama anggota polisi, dia berucap minta uang Rp100 juta. Saya kecewa,” ungkap Madih di kediaman orang tuanya di Jatiwarna, Bekasi, Rabu (01/02/2023).
Sebelumnya pada Agustus 2022 pernyataan diperas rekan sesama satu profesi saat melapor pernah diungkapkan Bripka Madih kepada KBE, bahwa pernah lapor Polisi di Polda Metro Jaya.
BACA JUGA:Punggawa Persipasi Kota Bekasi Sukses Ukir Treble Winner Usai Final Melawan Depok FC
Namun ironisnya, Bripka Madih mengakui bahwa saat membuka Laporan Polisi (LP) di Polda Metro Jaya (PMJ) justru penyidik minta upeti.
“Padahal profesi saya sendiri polisi, pakai seragam polisi ke Polda saat saya bikin LP, namun diluar dugaan penyidik minta uang Rp100 juta dan minta tanah seluas 1.000 (seribu) meter persegi supaya LP berlanjut,” papar Madih sedih.
BACA JUGA:Melalui SDC, Disnakertrans Dorong Warga Dapat Berpenghasilan
Atas kejadiannya itu Madih mengaku sedih, dan merasa dirinya bukan polisi.
“Astaghfirulloh, dari calo tanah, orang kelurahan sampai kepolisian pada bermain dan LP ini terjadi 25 Oktober 2011 dengan dokumen masih ada Nomor TBL/3718/X/2011/PMJ/Dit. reskrimum,” papar Bripka Madih sambil sebut oknum penyidik dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) bertugas di Polda Metro Jaya.
Diketahui saat ini lahan yang diklaimnya milik keluarganya itu dibangun Pavilia Premier Estate 2, kini tengah ditelisik ada indikasi permainan mafia tanah. Selama ini sang ahli waris Bripka Madih, warga asli Bekasi merasa Girig 815 itu tak pernah pindah tangan.
BACA JUGA:Permudah Akses BBM Bersubsidi untuk Nelayan, KKP Gandeng Pihak Ini
“Selama ini kewajiban kita penuhi bayar pajak rutin tapi berani-beraninya Pavilia Premier Estate 2 bangun di atas lahan keluarga saya,” ungkit Madih.
Madih mengisahkan bahwa lokasi lahan tanah keluarganya luas termasuk yang dipakai pool taksi ekspress. Sebelum jadi polisi Madih saat SMP mengakui menerima uang sebesar Rp130 juta.
“Uang dua tas girik tanah pool taksi express ga saya masalahkan karena jelas,” tegasnya.
BACA JUGA:Sidak TPS Ilegal di Desa Nagacipta, Camat Serang Baru Temukan Indikasi Limbah B3
Dia pun mengakui pernah bertugas dinas ke Kalimantan 10 tahun. Sehingga dirinya baru mengetahui ada pembangunan di lahan keluarganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: