Kualitas Udara Jakata -Bekasi Memburuk, Ambu Anne Ingatkan Warganya...,
Kualitas Udara Jakata -Bekasi Memburuk, Ambu Anne Ingatkan Warganya...--
Kualitas Udara Baik
Sementara itu, berdasarkan pemantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purwakarta melalui metode passive sampler kualitas udara di kabupaten tersebut dalam kondisi cukup baik, dan tidak tercemar.
Metode passive sampler merupakan pemantauan mutu udara ambien, dan merupakan salah satu upaya untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan program pengendalian pencemaran udara.
BACA JUGA:BAHAYA... Terorisme Sudah Masuk Kepolisian, 2 Anggota di Bekasi Ditangkap?
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan dan Lingkungan (P2KL) DLH Purwakarta Agung Mutaqin mengatakan, faktor pendukung lainnya seperti Ruang Terbukan Hijau (RTH) yang berada di pusat kota cukup membantu menjaga kualitas udara di Purwakarta.
"Geografis di Purwakarta itu kan banyak di dominasi oleh wilayah perkebunan karet, teh, kehutanan dan perkebunan warga, dan perkebunan bambu di Sukasari, termasuk RTH di pusat kota, keberadaan itu sangat membantu menjaga kualiatas udara di Purwakarta," ujar Agung.
Agung menjelaskan, faktor lainnya kualitas udara di Purwakarta terjaga karena pengelolaan emisi di sektor industri masih bisa dikenadalikan.
"Aktivitas kendaraan dan emisi disektor industri masih bisa kita kendalikan. Kita juga melakukan pengujian berkala untuk kualitas udara di Purwakarta," ujarnya.
BACA JUGA:Terkait Limbah, DLH Kota Bekasi Sudah Layangkan Surat Teguran Resmi ke Pabrik Bakso di Jatirangga
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Purwakarta, drg. Elitasari Kusuma Wardani meminta masyarakat untuk tetap disiplin saat beraktifitas di luar rumah, seperti menggunakan masker. Banyaknya debu saat kemarau bisa memicu terjadinya penyakit lain selain ISPA, yakni batuk pilek (Common Cold), sinusitis, radang tenggorakan akut, Laringitis akut dan Pneunomia (Radang Paru-paru).
"Usahakan menggunakan masker saat beraktifitas di luar rumah agar debu tidak langsung masuk ke hidung dan mulut kita, debu dijalan apabila masuk langsung ke rongga hidung bisa menyebabkan alergi dan infeksi, dan memicu terjadinya batuk filek, radang tenggorokan serta lainnya," katanya.
Adanya peningkatan penderita ISPA di kota-kota besar di Jawa Barat seperti Depok dan kota Tasikmalaya sempat mendapat perhatian karena adanya peningkatan penyakit ISPA diwilayah tersebut.
BACA JUGA:73 Tahun Kabupaten Bekasi, PMII Pelita Bangsa Sebut Kepemimpinan Pj Bupati Dani Ramdan Gagal
Untuk antisipasi hal itu, Elita mengaku, sejauh ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk penanganan kualitas udara di Purwakarta. Bahkan, laporan yang diterimanya tidak ada peningkatan untuk penderita ISPA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: