Jabar Juara Investasi, Setengahnya Terealisasi di Karawang- Bekasi

Jabar Juara Investasi, Setengahnya Terealisasi di Karawang- Bekasi

Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat. (Foto: Okky firmansyah/Disway.id)--

"Per hari ini pengangguran terbuka sudah turun. Karena di mana ada investasi, di situ ada pertumbuhan serta pengurangan pengangguran," ucapnya.

Bahkan, tegas dia, penurunan kemiskinan di Indonesia paling banyak pada 2022 adalah Jabar. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis lima provinsi dengan penurunan orang miskin terbanyak. Peringkat pertama adalah Jabar (17,36 ribu), DKI Jakarta (7,11 ribu), Lampung (6,82 ribu), Sumatera Utara (6,1 ribu), Bengkulu (4,3 ribu).

Di samping itu, Jabar juga tidak masuk dalam provinsi dengan jumlah orang miskin terbanyak yang dirilis BPS per September 2022 lalu.

BACA JUGA:23 Jembatan Gantung di Jabar Telah Hubungkan Desa Terpencil, Pangkas Waktu Tempuh Perjalanan

"Ini menunjukkan bahwa ekonomi Jabar di hari ini sudah hampir setara dengan sebelum Covid-19. Bahkan ada anomali yang kami kira investasi turun, tapi malah meningkat pesat. Tahun 2023 ini kita akan masuk dalam tahap normalisasi," pungkas dia.  

 

Kawasan Rebana - Bandara Kertajati Masa Depan Jawa Barat

Sementara itu di Kawasan Rebana yang berpusat di Kertajati, nantinya akan menjadi pusat baru dari wilayah Jawa Barat.

Apalagi dengan adanya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang dan dukungan infrastruktur lainnya.

Kang Emil yakin, ke depannya kawasan ini akan sangat berkembang karena menjadi integrasi dari tempat tinggal dan kawasan industri.

Konsep ini jauh berbeda dengan Karawang juga Bekasi yang tidak didesain untuk menjadi pusat kehidupan masyarakat. Ibarat hanya sekumpulan industri saja.

Kawasan Rebana adalah restart dan upaya agar Indonesia mengalami lompatan dalam industrialisasi.

BACA JUGA:Situ Bagendit di Garut Selesai Revitalisasi, Harus Berfungsi untuk Ekologis dan Sosial.

Secara nyata Kang Emil mencontohkan barang-barang yang ada di dalam ruangan pertemuan Masjid Al Jabbar, hampir semuanya impor. Bukan berasal dari merk yang ada di Indonesia.

 "Bapak-ibu ke sini, pakai mobil. Ada yang merk buatan Indonesia?" tanya Kang Emil, kepada peserta yang hadir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: