Bayi Muntah Setelah Minum ASI, Bisa Jadi Ini Penyebabnya!

Bayi Muntah Setelah Minum ASI, Bisa Jadi Ini Penyebabnya!

Penyebab Bayi Muntah-(Pixabay/RitaE)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Moms, seringkali bayi mengalami muntah setelah menyusu ASI, dan beberapa bahkan mengalaminya hampir setiap kali selesai minum. Meskipun umumnya kondisi ini normal, Moms perlu tahu bahwa dalam beberapa kasus, gumoh ini bisa menjadi tanda gangguan yang perlu diwaspadai.

 

 

Istilah medis untuk bayi yang muntah setelah minum ASI adalah "gumoh." gumoh dianggap normal jika tidak menimbulkan keresahan atau kesulitan bernapas pada bayi. Meskipun biasanya dapat dihindari, kondisi ini umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dianggap sebagai bagian normal dari pertumbuhan bayi. Moms ingin tahu lebih banyak mengenai cara mengenali dan mengatasi gumoh pada bayi?

 

Penyebab

 

Moms, gumoh pada bayi terjadi ketika ASI atau susu yang telah diminumnya kembali naik ke kerongkongan. Ini disebabkan oleh otot di saluran pencernaan bayi, khususnya di bagian kerongkongan dan lambung, yang masih lemah. Kondisi ini dikenal sebagai refluks.

 

Refluks pada bayi umumnya terjadi karena lambung mereka masih kecil sehingga mudah terisi penuh. Selain itu, katup pada kerongkongan belum sepenuhnya matang, sehingga belum berfungsi secara optimal untuk menahan isi lambung.

 

Biasanya, kecenderungan gumoh setelah minum ASI akan berlangsung hingga bayi mencapai usia 4–5 bulan, setelah itu, kondisi ini akan berhenti dengan sendirinya.

 

Meskipun muntah setelah minum ASI pada bayi umumnya merupakan gumoh yang normal, penting bagi orang tua untuk tetap waspada jika bayi mengalami muntah bersamaan dengan gejala-gejala berikut:

 

  • ·         Kenaikan suhu tubuh (demam)
  • ·         Menunjukkan ketidakminatan atau penolakan terhadap menyusu
  • ·         Munculnya ruam pada kulit
  • ·         Kesulitan tidur dan kegelisahan
  • ·         Tampaknya ubun-ubun menonjol
  • ·        Perut tampak bengkak
  • ·         Kesulitan bernapas
  • ·         Muntah yang mengandung darah atau cairan berwarna hijau
  • ·         Muntah yang terjadi secara terus-menerus lebih dari satu atau dua hari
  • ·       Tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil

 

Orang tua sebaiknya selalu mengamati dan merespons dengan cepat jika bayi menunjukkan kombinasi gejala ini, karena hal tersebut dapat menandakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

 

Bayi menyusu terlalu banyak

 

Melansir Orami, menurut dokter spesialis anak, Jarret Patton, dikemukakan bahwa muntah ASI pada bayi umumnya terjadi dalam dua minggu pertama kehidupan bayi.

 

Muntah ini biasanya disebabkan oleh produksi ASI yang berlebihan oleh sebagian ibu baru, melebihi kebutuhan bayi, sehingga menyebabkan overfeeding dan berujung pada muntah.

 

Sebagai solusi, disarankan agar bayi hanya diberi jumlah ASI yang sedikit, dengan meningkatkan frekuensi menyusu dibandingkan sebelumnya.

 

Dr. Patton menjelaskan bahwa muntah umumnya akan berkurang ketika payudara sudah menyesuaikan produksi ASI sesuai kebutuhan makan bayi. Jika muntah tetap terjadi meskipun bayi hanya minum sedikit ASI, hal ini dapat menjadi tanda masalah medis yang memerlukan konsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: