Bayi Muntah Setelah Minum ASI Bisa Jadi Karena Alergi, Yuk Kenali Tandanya Moms!

Bayi Muntah Setelah Minum ASI Bisa Jadi Karena Alergi, Yuk Kenali Tandanya Moms!

ILUSTRASI Bayi Gumoh Setelah Minum ASI Bisa Jadi Karena Alergi-(Foto/halodoc.com)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Seringkali bayi mengalami muntah setelah menyusu ASI, dan beberapa bahkan mengalaminya hampir setiap kali selesai minum. Meskipun umumnya kondisi ini normal, Moms perlu tahu bahwa dalam beberapa kasus, gumoh ini bisa menjadi tanda gangguan yang perlu diwaspadai.

Istilah medis untuk bayi yang muntah setelah minum ASI adalah "gumoh." Gumoh dianggap normal jika tidak menimbulkan keresahan atau kesulitan bernapas pada bayi.

Gumoh pada bayi terjadi ketika ASI atau susu yang telah diminumnya kembali naik ke kerongkongan. Ini disebabkan oleh otot di saluran pencernaan bayi, khususnya di bagian kerongkongan dan lambung, yang masih lemah. Kondisi ini dikenal sebagai refluks.

 

Refluks pada bayi umumnya terjadi karena lambung mereka masih kecil sehingga mudah terisi penuh. Selain itu, katup pada kerongkongan belum sepenuhnya matang, sehingga belum berfungsi secara optimal untuk menahan isi lambung.

 

Biasanya, kecenderungan gumoh setelah minum ASI akan berlangsung hingga bayi mencapai usia 4–5 bulan, setelah itu, kondisi ini akan berhenti dengan sendirinya. 

Penyebab bayi muntah setelah minum ASI bisa beragam, salah satunya bisa jadi karena alergi. Yuk kenali gejala atau tandanya!

BACA JUGA:Tak Perlu Panik, Begini Cara Mengatasi Bayi Muntah Karena GERD

Tanda Bayi Muntah Setelah Minum ASI Karena Alergi

Bayi yang mengalami alergi terhadap komponen ASI atau makanan yang dikonsumsi oleh ibu bisa menunjukkan beberapa tanda muntah setelah menyusu. Beberapa tanda tersebut meliputi:

1. Muntah Berulang: Bayi mungkin seringkali muntah setelah menyusu, melebihi jumlah yang dianggap normal.

2. Gejala Pencernaan: Muntah bisa disertai dengan gejala pencernaan seperti diare atau perubahan pola buang air besar.

3. Iritasi Kulit: Bayi dapat mengalami kemerahan atau gatal-gatal di sekitar mulut, hidung, atau mata setelah muntah.

4. Perubahan Mood:  Alergi dapat membuat bayi menjadi rewel atau tidak nyaman setelah makan.

5. Gangguan Tidur: Bayi mungkin mengalami kesulitan tidur atau gelisah setelah menyusu jika ada alergi yang menyebabkan muntah.

6. Perubahan Berat Badan: Jika muntah akibat alergi terjadi secara terus-menerus, bayi bisa mengalami pertumbuhan yang terhambat atau penurunan berat badan.

BACA JUGA:Bantu Operasi Balita Pengidap Hidrosepalus di Karawang, Bupati Aep Dapat Apresiasi dan Doa dari Orang Tua Bayi

Perlu diingat bahwa gejala alergi dapat bervariasi, dan tidak semua bayi akan menunjukkan tanda-tanda yang sama. Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan alergi pada bayi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan saran perawatan yang tepat.

 

Moms, perlu diingat bahwa penyebab lain dari muntah setelah minum ASI bisa disebabkan oleh kondisi seperti gastroenteritis, yang umumnya disertai dengan diare. Selain itu, berbagai faktor lain seperti alergi, pilek, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, hingga penyempitan lambung (stenosis pilorus) juga dapat menjadi penyebab muntah pada bayi setelah menyusu.

 

Meskipun muntah setelah minum ASI pada bayi umumnya merupakan gumoh yang normal, penting bagi orang tua untuk tetap waspada jika bayi mengalami muntah bersamaan dengan gejala-gejala berikut:

  • Kenaikan suhu tubuh (demam)
  • Menunjukkan ketidakminatan atau penolakan terhadap menyusu
  • Munculnya ruam pada kulit
  • Kesulitan tidur dan kegelisahan
  • Tampaknya ubun-ubun menonjol
  •          Perut tampak bengkak
  • Kesulitan bernapas
  • Muntah yang terjadi secara terus-menerus lebih dari satu atau dua hari
  • Tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil

 

Orang tua sebaiknya selalu mengamati dan merespons dengan cepat jika bayi menunjukkan kombinasi gejala ini, karena hal tersebut dapat menandakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.**

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: