5 Fakta Menarik Tradisi Sinamot Dalam Pernikahan Adat Batak Toba, Seberapa Besar Maharnya?

5 Fakta Menarik Tradisi Sinamot Dalam Pernikahan Adat Batak Toba, Seberapa Besar Maharnya?

Pernikahan Adat Batak Toba-Pernikahan Adat Batak Toba-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID-  Budaya Batak, sinamot adalah suatu keharusan. Ini tidak hanya sebagai syarat sah pernikahan, tetapi juga sebagai ambang perjuangan. Di masyarakat Batak, tidak ada orang tua yang akan setuju anaknya dinikahi tanpa ada realisasi sinamot dari pihak pria. Tradisi ini menjadi bukti yang sangat jelas, terutama bagi keluarga besar, tentang keseriusan pria tersebut, terutama jika wanitanya memiliki kriteria-kriteria tertentu.

Lalu, apa sebenarnya sinamot itu dan seberapa besar nilainya? Mengapa tradisi ini begitu penting dalam pernikahan orang Batak? Temukan jawabannya di bawah ini!

Fakta Menarik tentang Sinamot

Sinamot merupakan elemen tak terpisahkan dari pernikahan adat suku Batak, yang disebut marhata Sinamot sebagai tahap penentuan dalam pernikahan. Sinamot tidak sekadar mahar, tetapi juga merupakan biaya yang diperlukan untuk menciptakan kebahagiaan dalam pernikahan suku Batak. Berikut beberapa fakta menarik tentang Sinamot:

  1. Sinamot Artinya Bukti Kesungguhan Pria

Bagi masyarakat Batak, wanita dianggap sebagai makhluk yang sangat dimuliakan. Oleh karena itu, wanita tidak hanya dihormati dan disayangi, tetapi juga diperjuangkan, terutama oleh pria yang ingin meminangnya. Salah satu cara untuk menunjukkan kesungguhan ini adalah melalui Sinamot. Tradisi ini tidak hanya dianggap sebagai syarat sah nikah, tetapi juga sebagai perlambang perjuangan.

  1. Ditentukan Oleh Kedua Belah Pihak

Penentuan harga Sinamot bukan hanya menjadi hak keluarga mempelai wanita, tetapi juga keluarga pria. Sebelum pernikahan terjadi, keluarga besar dari kedua belah pihak akan bertemu untuk berdiskusi tentang besarnya Sinamot yang akan diberikan. Proses ini mirip dengan tawar menawar dalam suatu transaksi. Mekanisme tawar menawar ini melibatkan penawaran harga dari pihak keluarga wanita, yang kemudian akan ditawar oleh pihak keluarga pria.

Negosiasi harga ini berlangsung sampai tercapai kesepakatan di antara kedua belah pihak setelah mempertimbangkan banyak hal. Dalam diskusi ini, terlihat seberapa besar perjuangan yang dilakukan oleh pria. Jika pria menawar harga yang terlalu rendah meskipun mampu, kemungkinan besar akan sulit mendapatkan restu dari keluarga calon mempelai wanita

  1. Patokan Harga Sinamot

Meskipun terjadi tawar menawar sebelum Sinamot diberikan, namun sebenarnya mahar ini memiliki patokan atau standar harga tersendiri. Parameter harga Sinamot sangat bervariasi dan selalu mengacu pada status si wanita, seperti tingkat pendidikan, jabatan pekerjaan, posisi dalam keluarga, dan penampilan fisiknya. Semakin tinggi parameter ini, tradisi Sinamot bisa memiliki harga puluhan juta rupiah.

Selain dari status si wanita, harga tradisi ini juga dipengaruhi oleh status keluarganya. Semakin terpandang keluarganya, harga Sinamot akan semakin tinggi. Tradisi ini juga dipengaruhi oleh pandangan masyarakat terhadap si wanita. Semakin baik reputasinya, biasanya mahar yang diminta semakin tinggi. Dari sini dapat dipahami mengapa pria Batak begitu bersemangat untuk meraih kekayaan, karena mahar pernikahan bisa mencapai jumlah yang sangat besar.

  1. Sinamot Tak Selalu Mahal

Tradisi Sinamot terkenal di luar sebagai mahar yang sangat mahal. Memang, jika dilihat dari standar harga, Sinamot bisa mengagetkan. Namun, perlu diingat bahwa ini sebenarnya masih bisa dinegosiasikan. Meskipun tradisi ini memiliki mahar yang tinggi, namun bisa sangat rendah jika kondisinya tidak memungkinkan.

Contohnya, jika mempelai pria dan wanita tidak begitu kaya, maka Sinamot yang diberikan bisa jauh lebih kecil. Hal seperti ini sering terjadi dan dianggap sebagai perjuangan besar pria dalam situasi keuangan yang sederhana.

  1. Sinamot, Tameng Perceraian Efektif Orang Batak

Selain kegigihannya dalam meraih kesuksesan, orang Batak juga terkenal sangat awet dalam menjalani pernikahan. Salah satu rahasianya adalah tradisi Sinamot ini. Mahar yang tinggi ini ternyata mampu mencegah orang-orang Batak untuk bercerai. Alasannya tentu karena nilai mahar yang sangat mahal. Bayangkan saja uang puluhan juta rupiah yang diberikan dengan susah payah menjadi tidak berarti jika terjadi perceraian.

Proses perjuangan untuk menikah di Batak sangatlah sulit, sehingga orang-orang Batak memikirkan ribuan kali sebelum memutuskan untuk bercerai. Selain itu, perceraian juga akan memengaruhi hubungan dengan keluarga besar. Banyak yang diberikan oleh pihak pria, semakin banyak juga yang diterima pihak perempuan. Bahkan, ada pihak perempuan yang memberikan tempat tidur dan peralatan rumah tangga lainnya kepada pengantin pria saat manortor. Karena itu, bagi pria Batak yang ingin menikahi wanita Batak, sebaiknya tidak banyak mengeluh tentang Sinamot. Karena ini demi kehormatan orang tua dan wanita yang dicintai, dan semuanya akan dikembalikan kepada pria juga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: