Bukan Sakit Perut Biasa, Kenali Gejala Usus Buntu Pecah dan Cara Penanganannya

Bukan Sakit Perut Biasa, Kenali Gejala Usus Buntu Pecah dan Cara Penanganannya

Kenali Gejala Usus Buntu Pecah dan Cara Penanganannya-(Pixabay/darneuemann)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Radang usus buntu, atau dikenal dengan appendicitis, adalah kondisi yang cukup sering terjadi di masyarakat. Penyakit ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan paling sering menyerang orang berusia 20-30 tahun, meskipun dapat terjadi pada berbagai kelompok usia.

 

Mengutip dari ami, dr. Sugiharto, Spesialis Bedah Digestif di RS Pondok Indah - Puri Indah, menjelaskan bahwa pria lebih rentan mengalami radang usus buntu dibandingkan wanita.

Apa saja gejala usus buntu pecah dan bagaimana cara penanganannya? Simak yuk!

 

Gejala khas dari radang ini adalah rasa tidak nyaman atau melilit di sekitar pusar atau ulu hati, yang kemudian berpindah ke perut kanan bawah dalam beberapa jam. Gejala ini sering disertai dengan mual dan muntah.

 

Jika tidak segera ditangani, radang usus buntu dapat menyebabkan perforasi atau pecahnya usus buntu, yang berpotensi menimbulkan infeksi di seluruh perut. Ketika perforasi terjadi, pasien mungkin mengalami beberapa gejala seperti:

 

  • Demam
  • Perut terasa kaku dan tegang
  • Mual dan muntah
  • Nyeri perut yang dimulai dari bagian tengah atau atas, kemudian berpindah ke perut kanan bawah
  • Sulit buang air besar atau buang gas
  • Nyeri yang semakin parah saat berjalan, batuk, atau bersin
  • Penurunan nafsu makan
  • Sembelit atau diare
  • Takikardia (denyut jantung cepat)
  • Hipotensi (tekanan darah rendah) yang bisa mengancam nyawa

 

Namun, menurut jurnal Acute Appendicitis, hanya sekitar setengah dari penderita yang mengalami gejala klasik ini. Pada bayi dan anak-anak, nyeri seringkali menyebar ke seluruh perut.

 

Sementara pada wanita hamil dan lansia, perut bisa terasa keras, tetapi nyeri tidak selalu hebat.

 

Setelah usus buntu pecah, gejala yang muncul bisa bervariasi. Pada awalnya, penderita mungkin merasa sedikit lebih baik karena tekanan di dalam usus buntu hilang.

BACA JUGA:5 Tips Menjaga Kesehatan Paru-paru di tengah Polusi Udara Akibat Aktivitas Industri, Warga Karawang Wajib Tahu

 

Namun, saat bakteri menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peradangan pada lapisan perut, kondisi ini disebut peritonitis, yang sangat serius dan memerlukan penanganan segera. Gejala peritonitis meliputi:

  • Nyeri di seluruh perut
  • Nyeri yang konstan dan semakin parah
  • Demam lebih tinggi
  • Pernapasan dan detak jantung cepat
  • Menggigil, lemas, dan kebingungan

 

Menurut dr. Jennifer Caudle dari Rowan School of Osteopathic Medicine, usus buntu dapat pecah jika radang usus buntu tidak segera ditangani. Biasanya, radang ini disebabkan oleh sumbatan yang membuat bakteri berkembang biak dan memicu infeksi.

 

Jika infeksi dan sumbatan tersebut tidak segera diobati, bakteri dan nanah akan terus menumpuk, sehingga akhirnya menyebabkan usus buntu pecah karena tidak dapat menahan tekanan.

 

Menurut dr. Jennifer, pecahnya usus buntu adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera di rumah sakit. Jika tidak ditangani dengan cepat, usus buntu yang pecah dapat berujung pada kematian. Sebuah penelitian dari Journal of the American College of Surgeons menunjukkan bahwa risiko pecahnya usus buntu meningkat 2-5% jika kamu langsung memeriksakan diri setelah muncul gejala. Namun, jika dalam 36 jam kamu tidak segera ke dokter, risiko tersebut bisa meningkat hingga dua kali lipat.

Penanganan Usus Buntu Pecah

 

Jika kamu merasa mengalami gejala usus buntu yang pecah, segera pergi ke IGD atau klinik terdekat karena ini adalah situasi darurat. Saat usus buntu pecah, isinya akan bocor ke dalam rongga perut. Berikut penanganannya:

BACA JUGA:Pertama Kali! Pemkab Beri Penghargaan ke 150 Seniman dan Budayawan, Bupati Aep Ajak Majukan Kebudayaan..

 

1. Operasi Pengangkatan Usus Buntu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: