Tengah Periode
--
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 10 November 2022: Berpacu Waktu
Pryadi Satriana
Mengapa Abah bilang "tak henti-hentinya sakit kulit"? A. Memelas B. Caper C. Baper krn dikritik 'riya' D. Supaya bisa bilang "ini bukan untuk riya" E. Lagi 'nggondhok'
Leong putu
Pagi hari langsung sikatan / Lalu ku ingat kebaya merah / Jagalah selalu kesehatan / Agar hidup sehat bergairah / .. 365_mantun Disway
yea aina
Orang yang julid pandai memancing emosi, karena dia sadar kurang pandai memancing ikan.
Agus Suryono
BENTUK-BENTUK RUMAH SAKIT DAN RUMAH SEHAT.. Rumah Sakit: Vertikal.. Rumah Sehat: Horisontal. Rumah Sakit Jiwa: Yang vertikal ada. Yang horisontal ada. Rumah Sehat Ibu dan Anak: Terserah apa kata Bapak..
Agus Suryono
DUA ANAK SAYA JADI DOKTER. Anak pertama, jadi dokter honorer di sebuah RSUD. Saat ini lagi ikut pendidikan dokter spesialis, atas biaya sendiri. Dan tidak ada jaminan bisa kembali ke RSUD ybs. Karena spesialis yang diikuti adalah "Mikrobiologi". Semoga nanti tetap berguna bagi masyarakat.. Anak ketiga, dr gigi. Sudah mennyatakan, tidak mau jadi ASN. Dan tidak akan ikut spesialis. Jadi sekarang praktek mandiri. Dari pagi sampai malam. Dari Senin sampai Minggu. Tapi berkomitmen, tiap triwulan akan ikut 2(dua) kursus ketrampilan dr gigi. Dan setelah 4 tahun berharap, ketrampilannya, setara bahkan di atas spesialis. Semoga terealisir.
Mbah Mars
Hari Minggu/ Malah meriyang/ Hati rindu/ Kurang kasih sayang/
Lukman bin Saleh
Ada yang kurang. Abah tidak memberi bocoran mengapa penambahan dokter spesialis itu sulit? Ini membuat penasaran. Terpaksa sya googling. Baru 2 poin yg saya temukan. 1. Terkait biaya yang sangat mahal. PBIDI sampai bersurat ke Kemdikbud Ristek, apakah biaya yang begitu mahal di Fakultas Kedokteran sudah mendapat persetujuan Kemendikbud Ristek? Tapi surat itu tidak direspon oleh Pak Menteri. 2. Dipersulit Senior. Ini masalah klasik yang sangat ironis. Banyak pihak mengakui ini. Tapi tidak ada pihak yang serius mengatasi. Karena Dokter muda butuh rekomendasi dari dokter senior jika ingin mengambil spesialis. Dengan terlebih dahulu magang di RS sesuai dengan spesialis yang diambil. Dua masalah itu membuat saya gregetan. Karena harusnya gampang diatasi. Untuk biaya bisa dilakukan audit. Apa memang benar harus semahal itu? Kalaupun harus mahal. Pemerintah sediakan saja subsidi. Toh ini juga demi kepentingan rakyat. Biar tidak mengeluarkan biaya mahal berobat ke luar daerah atau luar negeri. Apalagi masalah no 2. Tinggal ubah regulasi. Selesai. Hmmm... benar2 bikin gregetan...
Nurkholis Marwanto
Klaten berhasil mengalahkan kota besar Surabaya. Dalam hal perumahsakitan. Padahal Klaten itu kota kecil sekali. Banyak yang tidak tahu Klaten itu di bagian mana Indonesia. Di Klaten sudah ada RSUD Bagas waras milik Pemkot, RSJD dr RM Soedjarwadi milik Pemprov, dan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro milik Pusat.
Rihlatul Ulfa
Di Tiktok ada seorang perempuan yg membuat video, singatnya tentang bagaimana orang tuanya membiayai dia untuk menjadi dokter spesialis bahkan dari keluarga yg miskin. tapi sayangnya jodohnya datang dan ia sekarang menjadi ibu rumah tangga saja, orang tuanya awal-awalnya kecewa dengan keputusan anaknya yg lebih memilih menikah dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. tapi lama-lama si orang tuanya ikhlas juga. Indonesia sebagian besar rakyatnya menganut sistem 'menikah' seperti anda bisa lulus S3. 'menikah' adalah hal yg paling mulia dibanding keringat orang tua yg diperas bertahun-tahun. setelah itu kebanyakan mereka merasa 'menginginkan' beristirahat dan melupakan karirnya. dokter-dokter yg berhasil sekolah lagi untuk medapatkan gelar spesialis tentu kebanyakan dari keluarga mereka yang sudah menganut sistem 'pendidikan' adalah yg utama. toh mereka bisa saja tetap menjadi dokter walau sudah menikah. besok saya akan tulis besaran biaya untuk menjadi dokter spesialis dari lulusan UI dan UGM. saya akan merincikan dari awal pengeluaran mereka saat bersekolah di fakultas kedokteran, sampai jenjang waktu dan kelulusan menjadi dokter spesialis.
Jimmy Marta
Satu satunya kegembiraan ke rumah sakit adalah saat mejemput yg sudah dibolehkan pulang. Sudah pulih.
Johannes Kitono
Kenapa spesialisasi Kulit selalu dikaitkan dengan Kelamin ? Tentu akan bikin risih dokter wanita yang mau spesialisasi Kulit tapi wajib pelajari penyakit kelamin pria. Tujuan pemerintah bangun RS Vertikal dengan peralatan modern memang bagus dan harus didukung. Tapi inti permasalahan bukan disana. Cukup banyak dokter dan profesor top yang handal di Indonesia. Belum lagi dokter dokter Indonesia tamatan Luar Negeri yang antri dan mau mengabdi di Indonesia. Tapi tidak bisa masuk. Kendalanya di birokrasi pemerintah atau Depkes. Akibatnya,setiap tahun pasien Indonesia bayar Rp.100 trilyun untuk RS Singopore, Penang dan Sarawak saja. Pengalaman General check up di Sarawak hanya RM.800,- atau sekitar Rp.2,5 juta dan satu hari selesai incl konsultasi dengan Cardiolognya. Pasien yang mau operasi tulang bisa dijemput Ambulans RS di Bandara. Silahkan bandingkan ser vicenya dengan di RS Jakarta. Saran untuk Menkes. Perbaiki Managemen Rumah Sakit supaya lebih ramah sama pasien. Jangan menghambat Prodi Specialisasi di FK. Apalagi lulusan LN yang kuliah pakai biaya sendiri dan mau pulang mengabdi di Indonesia.
Sama Konomaharu
Saya akan lihat dari sisi bisnis saja. Katakanlah saya pemilik perusahaan farmasi yang sudah mencetak beberapa obat. Artinya harus laku. Dengan alasan debt equity rasio, balik modal setelah sekolah, balik modal dari penelitian, dst. Apapun, alasan harus di buat. Karena ini membahas bisnis. Lalu, apa yang akan saya lakukan?. Gampang saja. Gerojok pasien dengan obat, atau apapun. Yang penting kena ROI (Retrun Of Investment). Jadi ingat perusahaan mirip k-link, yang untungnya dari hasil pendaftaran wkwk
Chei Samen
Merujuk karier kedokteran. Ramai dokter di sini adalah lulusan universitas di Indonedia. Untuk lulusan perubatan ini, kami di Malaysia, tidak lupa, sangat berterima kasih kepada negara anda. Sudah sekian ratus mungkin ribuan anak/ lulusan perubatan pulang berkarier di Tanah Air. Hasil dari kerjasama, bantuan dan dididikan lecturer di anda. Harus juga dinyatakan, suasana pembelajaran yang baik, kondusif juga relatif murah (dari pandangan kami) memungkinkan keadaan ini berlaku. Syukurnya, mayoritas mereka dibeasiswa oleh pemerintah. Terima kasih Indonesia.
Jimmy Marta
Apa ya do'a nya penjual kain kafan, batu nisan, supir ambulan dan penggali kubur?
Hendro Purba
Kalau ada Dokter yang sakit ini perlu di hukum, lho kok iya ? Iyalah, tugas dokterkhan supaya kita tidak sakit, tugasnya supaya kita kita ini sehat. Sehingga semua dokter harus berhati mulia, dia akan gelisah kalau ada yang sakit. Sehingga dokter tidak boleh berdoa "berilah kepada kami rejeki". Kalau ini doanya maka sama saja dia minta kepada Tuhan supaya kita sakit. Apa lagi kalau dokternya berpikir harus mengembalikan biaya yang dikeluarkannya ketika kuliah dan itu didapatkannya kalau kita banyak yang sakit. Lalu bagaimana ? Maka dokter tidak lagi berdoa agar diberi rejeki tetapi doanya agar rakyat sehat sejahtera. Rejeki dokter dari mana ? ya dari negaralah .. Maka kita harus memilih calon pemerintah yang mengkampanyekan sekolah dokter semuanya dibiayai oleh negara. Rakyat yang membiayainya. Maka terpilihlah para dokter yang berhati mulia.
AnalisAsalAsalan
Ada kisah inspiratif tentang seorang ibu yang sepuluh anaknya jadi dokter, padahal bukan keluarga dokter, juga bukan sultan, dan beliau -- maaf -- sudah ditinggal suaminya berpulang. Cari saja di YouTube: Nafisah, ibu yang 10 anaknya menjadi dokter di Hitam Putih
Leong putu
Padahal kualitas informasi dari Pak Mirza, Pak Budi Utomo, Pak Pri, Pak Liam Liang An, dll . jauh di atas kualitas berita dari wartawan disway id. Yang beritanya cuma soal kebaya merah dan artis selingkuh... hedeeeeh. Mungkin mereka takut tersaingi.... #komen edisi_nyinyir.com
Impostor Among Us
Tim IT disway bisa jadi tidak mengerjakan saja. Mungkin dianggap tidak penting, bukan masalah tidak bisa. Bagi coder apa repotnya.
Impostor Among Us
Ada proyek pembangunan RSUD di sebuah kabupaten tertinggal di Sumatera Barat sana, sudah itu dikorupsi pula, terbengkalai jadinya. Padahal besar betul harapan warga di sana agar RSUD ini cepat bisa beroperasi supaya tidak lagi berobat jauh ke kota Padang menempuh jarak 200 km.
Leong putu
Ada baiknya sebelum Pak Menkes "sambat" ke perguruan tinggi tentang sulitnya menambah jumlah dikter, beliau melihat dulu perundang2an yang mengatur tentang dokter atau tenaga kesehatan. Jangan2 undang undangnya yang menjadi penghalang, undang2nya yang tidak bisa diajak jalan cepat. Bukanya perguruan tinggi.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: