Berantas Peredaran Obat-obatan Terlarang, Pemdes Sukadami Gerebek Empat Toko Penjual Obat Keras

Berantas Peredaran Obat-obatan Terlarang, Pemdes Sukadami Gerebek Empat Toko Penjual Obat Keras

Pemerintah Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan menggerebek empat toko yang disinyalir menjual obat keras. Penggerebekkan toko itu didasari atas laporan warga sekitar.--karawangbekasi.disway.id

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Pemerintah Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan menggerebek empat toko yang disinyalir menjual obat keras. Penggerebekkan toko itu didasari atas laporan warga sekitar.

Penggerebekkan dan penutupan toko obat keras ini melibatkan Pemerintah Desa Sukadami, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), Karang Taruna, Polisi dan TNI.

Ketua (FPRB) Desa Sukadami, Asep mengatakan, penggerebekkan dan penutupan toko obat keras ini bentuk komitmen pemerintah desa sukadami dalam memberantas peredaran obat-obat terlarang.

BACA JUGA:Soal Baleho Bertuliskan Forum Bangkit Pemuda Bangun Bekasi Dukung Nawawi Al-aksi, Begini Reaksi Ketua KNPI

BACA JUGA:Sering Rusak Tanaman Para Petani, DPKP Karawang Bangun Puluhan Rumah Burung Hantu untuk Atasi Hama Tikus

" Jadi hari ini kita menutup empat lokasi toko penjual obat keras seperti tramadol dan sejenisnya yang tidak memiliki izin dari pemerintah," kata Asep kepada Cikarang Ekspres, Kamis (25/7).

Ia menegaskan setelah penutupan toko obat keras ini pihaknya akan tetap memantau untuk memastikan toko obat keras ini tidak beroperasi lagi, khususnya di wilayah desa sukadami.

" Dari pihak desa tetap akan memantau dan disini juga ada petugas keamanan dari Polisi dan TNI. Jadi yang berwajib nanti yang akan mengurus dan menindak," ucapnya.

Asep menuturkan, pada saat penutupan toko obat keras tidak ada perlawan dari pihak penjual. Mereka kooperatif dan mengaku bersalah.

BACA JUGA:UPTD BLK Disnakertrans Karawang Sukses Cetak SDM Unggul, Ratusan Lulusan Langsung Diserap Perusahaan

BACA JUGA:Restorative Justice, Tukang Becak Tersangka Kasus Penadahan Motor Dibebaskan

" Tidak ada perlawan, mereka kooperatif kepada kita selaku aparatur pemerintah desa sukadami. Intinya mereka kooperatif tatapi mereka minta semuanya harus ditutup agara tidak ada kecemburuan sosial dalam berbisnis," terangnya. (mil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: