8 Penyebab Kulit Mengalami Biduran, Waspada Salah Satumya Karena Autoimun!

8 Penyebab Kulit Mengalami Biduran, Waspada Salah Satumya Karena Autoimun!

Penyakit Biduran--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID Siapasih yang gak kenal dengan penyakit kulit yang satu ini. Hampir seluruh orang pernah mengalami penyakit kulit Biduran. Meski bukan tergolong penyakit yang serius, Biduran bisa disebabkan oleh sejumlah faktor seperti reaksi alergi hingga faktor lingkungan yang menyebabkan munculnya bentol merah yang gatal di kulit. Biduran jelas sangat mengganggu aktifitas sang penderita karena sering muncul secara tiba-tiba.

Apa Itu Biduran?
Biduran, atau urtikaria, adalah reaksi kulit yang menyebabkan timbulnya bilur merah atau putih yang disertai rasa gatal. Awalnya, bilur ini mungkin hanya muncul di satu area tubuh, tetapi dapat menyebar seiring waktu. Salah satu penyebab umum biduran adalah alergi, tetapi ukuran dan bentuk bilur bisa bervariasi.

BACA JUGA:7 Manfaat Kecantikan yang Akan Kamu Dapatkan, Saat Rutin mengkonumsi Jeruk Nipis, Bisa Mencerahkan Kulit!

Ketika seseorang mengalami biduran, ada kemungkinan juga mengalami angioedema, yaitu pembengkakan di lapisan kulit yang lebih dalam. Angioedema biasanya terjadi pada area seperti mata, bibir, dan alat kelamin. Dalam beberapa kasus, biduran dapat terjadi bersamaan dengan anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah dan mendadak yang bisa berakibat fatal.

Penyebab Kulit mengalami Biduran

Penyebab biduran umumnya adalah reaksi alergi terhadap sesuatu yang dihubungi atau dikonsumsi. Ketika tubuh mengalami reaksi alergi, ia mulai melepaskan histamin ke dalam aliran darah. Histamin adalah zat kimia yang diproduksi tubuh untuk melawan infeksi dan benda asing lainnya. Namun, pada beberapa individu, histamin ini dapat menyebabkan pembengkakan, rasa gatal, dan berbagai gejala lainnya.

BACA JUGA:5 Efek Samping Terlalu Banyak Mengkonsumsi Susu Kambing Etawa, Bisa Bikin Alergi

Biduran bisa disebabkan oleh berbagai alergen seperti serbuk sari, obat-obatan, makanan, bulu binatang, dan gigitan serangga. Namun, biduran juga bisa timbul akibat faktor lain. Beberapa penyebab biduran yang sering kambuh meliputi stres, pakaian yang terlalu ketat, olahraga, penyakit, atau infeksi. Paparan berlebihan terhadap suhu panas atau dingin, serta iritasi akibat keringat berlebihan, juga dapat memicu kambuhnya biduran.

1.      1. Reaksi Alergi
Penyebab biduran yang paling sering kambuh adalah reaksi alergi. Reaksi ini bisa dipicu oleh berbagai alergen, seperti:

  •  Makanan (misalnya kacang, susu, dan telur)
  • Bulu hewan peliharaan
  • Serbuk sari
  • Tungau debu
  •  Gigitan atau sengatan serangga
  • Obat-obatan (terutama antibiotik, obat kanker, dan ibuprofen)

Biduran ringan yang disebabkan oleh alergi biasanya diatasi dengan obat antihistamin jangka pendek atau panjang dan dengan menghindari alergen yang memicu reaksi.

2.      2. Anafilaksis
Anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat serius dan dapat mengancam jiwa. Gejala anafilaksis sering disertai dengan kesulitan bernapas, mual atau muntah, pembengkakan berat, dan pusing. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis atau pergi ke rumah sakit terdekat.

3.      3. Biduran Kronis
Biduran kronis, atau urtikaria kronis, ditandai dengan munculnya gatal-gatal yang berlangsung berulang kali dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa bertahan antara enam minggu hingga beberapa bulan atau bahkan tahun.

Jika gatal-gatal tidak sembuh dalam waktu enam minggu, kemungkinan itu adalah urtikaria kronis. Walaupun tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat sangat mengganggu dan sulit diobati. Biduran kronis mungkin juga menandakan adanya masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Penyakit celiac
  • Lupus
  • Diabetes tipe 1
  • Artritis reumatoid
  • Penyakit tiroid

4.     4.  Perubahan Suhu
Perubahan suhu juga bisa menjadi penyebab biduran yang sering kambuh. Gatal-gatal akibat dingin dapat muncul dari paparan air atau udara dingin, sedangkan panas tubuh yang timbul dari aktivitas fisik seperti olahraga dapat memicu gatal-gatal. Paparan sinar matahari atau penggunaan tanning bed juga dapat menyebabkan gatal-gatal pada beberapa orang yang sensitif terhadap sinar matahari.

BACA JUGA:Kenali Tanda dan Cara Mengatasi Bayi Muntah Setelah Minum ASI Karena Alergi

5.      5. Biduran Akibat Infeksi
Infeksi baik virus maupun bakteri dapat menjadi penyebab biduran yang sering kambuh. Infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih atau radang tenggorokan sering kali menyebabkan gatal-gatal. Infeksi virus yang menyebabkan mononukleosis, hepatitis, atau pilek juga dapat menimbulkan gatal-gatal. Penting untuk memantau dan memeriksakan diri jika mengalami gatal-gatal yang tidak biasa.

6.      6. Gangguan Autoimun
Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Indian Journal of Medical Research, sekitar 45 persen pasien dengan biduran kronis memiliki gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Gangguan tiroid adalah salah satu kondisi autoimun yang sering menyebabkan biduran, bersama dengan lupus, radang sendi, dan penyakit celiac. Pengobatan untuk biduran yang disebabkan oleh gangguan autoimun biasanya melibatkan antihistamin.

7.      7. Berkeringat
Meskipun berkeringat sendiri tidak menyebabkan gatal-gatal, proses ini menunjukkan bahwa tubuh mengalami peningkatan suhu. Kenaikan suhu tubuh, baik akibat olahraga atau mandi air panas, dapat memicu biduran atau gatal-gatal pada beberapa individu. Penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Autonomic Research (2018) menunjukkan bahwa tubuh menghasilkan asetilkolin, bahan kimia yang merangsang produksi keringat. Namun, asetilkolin dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit, menyebabkan iritasi, dan memicu ruam pada kulit.

8.      8. Stres

Penelitian menunjukkan bahwa stres berlebihan dapat mengurangi efektivitas sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih rentan terhadap masalah kulit seperti biduran. Stres memicu produksi hormon adrenalin yang lebih tinggi dari biasanya, yang dapat menyebabkan munculnya bentol merah dan rasa gatal.

Bentol ini umumnya hilang dalam waktu 30-60 menit. Selain itu, gangguan kecemasan yang terkait dengan stres dapat memperburuk biduran, membuat penderitanya lebih cenderung menggaruk kulit, yang pada gilirannya dapat memperluas area biduran.

Untuk mendiagnosis penyebab biduran, dokter akan melakukan wawancara medis untuk menilai keluhan, riwayat penyakit, serta makanan atau aktivitas yang dilakukan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan pada area kulit yang mengalami bentol. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan, seperti:

  • Tes alergi, baik melalui uji kulit atau tes darah.
  • Tes darah untuk mengevaluasi kemungkinan penyakit atau infeksi lain.
  • Biopsi kulit, di mana dokter kulit akan mengambil sampel kecil dari area kulit yang terkena untuk dianalisis di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada kasus biduran yang sering muncul, bukan yang pertama kali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: