Mengenal White Bellbird, Burung Paling Berisik Sedunia, Vokalisasi hingga 125,4 Desibel, Begini Suaranya...
ilustrasi gambar, White Bellbird, Burung Paling Berisik Sedunia--
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Bellbird putih adalah spesies burung dalam keluarga Cotingidae. Ini adalah burung paling keras di dunia, menghasilkan vokalisasi hingga 125,4 desibel.
Bellbird putih hidup di pegunungan Amazon bagian Timur Laut. Suaranya tiga kali lebih keras daripada burung lain saat mencuit. kekerasan suaranya mendekati level suara pesawat jet yang sedang mendarat.
Mario Cohn-Haft, seorang ahli burung di National Institute of Amazonian Research dan penulis makalah yang diterbitkan dalam Jurnal Current Biology, pernah menangkap spesimen bellbird putih jantan di Roraima, Brasil untuk diamati.
Dalam pengamatannya, burung bellbird putih memiliki panjang sekitar 30 cm dari paruh ke ekor. Ada hal unik yang dimiliki burung ini, yaitu di bagian bawah bulu putih burung ada dada yang berotot “(dadanya) six-pack,” kata Cohn-Haft.
BACA JUGA:Dosen dan Mahasiswa Fakultas Psikologi UBP Ikut Lestarikan Hutan Mangrove di Karawang
Suara burung dari otot perut
Mereka curiga bahwa fisik berotot burung itu mungkin menjelaskan alasan di balik suara para bellbird Putih pejantan yang amat keras. Cohn-Haft bersama rekannya kemudian melakukan penelitian lagi, kali ini mereka membawa perekam audio yang presisi untuk mengukur tingkat kekerasan suara bellbird putih.
Benar saja, menurut catatan WWF, suara keras itu dihasilkan berkat otot inti yang begitu kuat di bagian perut dan tulang iga.
Cohn-haft dan rekannnya menyaksikan langsung sang bellbird putih berteriak memekakan telinga. Belakangan mereka mengetahui cuitan tersebut adalah untuk memanggil betina untuk kawin.
“Kelangsungan hidup cukup mudah, sehingga burung-burung ini bebas mengembangkan sifat-sifat yang, secara aneh atau tidak, menarik satu sama lain,” kata Cohn-haft dilansir The Guardian.
Tentu ciri khas yang dimiliki bellbird putih ini merupakan hal yang sama seperti cheetah yang dapat berlari cepat di darat. Ini merupakan hasil seleksi alam yang terjadi dalam waktu yang lama, kata Cohn-haft. (bbs/kmp/ihm)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: