Asal Mula Tradisi Prasmanan Di Acara Pernikahan, Sejarah, Keuntungan, dan Pengaruhnya
Tradisi prasmanan di acara pernikahan--picture by id.pinterest.com
Apakah kamu pernah bertanya mengapa setiap acara pernikahan selalu ada makanan yang disajikan dengan prasmanan?
Adanya prasmanan di acara pernikahan ternyata memiliki cerita sejarah di baliknya. Mulai dari asal usulnya dari negara lain hingga adanya keuntungan.
Namun, di sisi lain prasmanan pada acara pernikahan sebagai wujud syukur atas keberlangsungan sepasang kekasih yang telah menikah. Hal ini ditunjukkan untuk mendapat berkah dari pernikahan tersebut. Selain itu, juga sebagai wujud terima kasih atas kehadiran para tamu undangan yang turut memberikan doa dan hadiah.
Prasmanan, atau buffet, di acara pernikahan memiliki sejarah panjang yang melibatkan perkembangan kuliner dan budaya dari berbagai belahan dunia. Berikut adalah asal mula dan perkembangan konsep prasmanan:
Sejarah dan Asal Mula Prasmanan
1. Asal Usul di Swedia: Smörgåsbord
- Konsep prasmanan modern berasal dari tradisi Skandinavia, khususnya Swedia, yang dikenal sebagai "smörgåsbord." Smörgåsbord merupakan meja penuh makanan yang beraneka ragam, biasanya disajikan pada acara-acara khusus.
- Smörgåsbord pertama kali menjadi populer di Swedia pada abad ke-16 sebagai hidangan pembuka yang disajikan sebelum acara makan utama. Tradisi ini berkembang dan mulai mencakup berbagai jenis makanan.
- Pada Pameran Dunia di New York tahun 1939, Swedia memperkenalkan smörgåsbord kepada dunia, yang kemudian dikenal luas dan diadaptasi sebagai "buffet" di banyak negara.
2. Perkembangan di Eropa dan Amerika
- Di Prancis pada abad ke-18, konsep serupa yang dikenal sebagai "buffet" mulai berkembang, di mana makanan disajikan di meja panjang dan tamu bisa memilih sendiri makanan yang mereka inginkan.
- Buffet mulai populer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, terutama di hotel-hotel besar dan pada acara-acara sosial.
3. Adopsi dan Adaptasi di Asia
- Di Asia, terutama di Indonesia, konsep prasmanan mulai dikenal dan diadopsi dari pengaruh kolonial serta interaksi budaya dengan Eropa.
- Dalam budaya Indonesia, prasmanan mulai menjadi bagian dari acara pernikahan dan perayaan lainnya pada pertengahan abad ke-20. Prasmanan dianggap praktis karena memungkinkan tamu untuk memilih makanan sesuai selera dan mengurangi kebutuhan pelayan untuk menyajikan makanan secara individu.
Keuntungan Prasmanan di Acara Pernikahan
-
Keanekaragaman Makanan: Prasmanan memungkinkan penyajian berbagai jenis makanan, sehingga tamu dengan selera dan preferensi yang berbeda dapat menemukan sesuatu yang mereka sukai.
-
Efisiensi dan Kemudahan : Dengan prasmanan, tamu dapat melayani diri sendiri, yang mengurangi kebutuhan akan banyak pelayan dan mempercepat proses penyajian makanan.
-
Interaksi Sosial: Prasmanan memungkinkan tamu untuk berkeliling dan berinteraksi dengan lebih banyak orang, meningkatkan suasana sosial dalam acara.
-
Pengendalian Porsi: Tamu dapat mengambil makanan dalam porsi yang mereka inginkan, yang dapat mengurangi pemborosan makanan.
Pengaruh Budaya dalam Prasmanan di Indonesia
- Di Indonesia, prasmanan dalam pernikahan biasanya mencerminkan kekayaan kuliner lokal. Menu prasmanan sering mencakup berbagai hidangan tradisional seperti sate, rendang, nasi goreng, gado-gado, serta hidangan internasional yang populer.
- Pengaturan prasmanan juga biasanya menampilkan estetika yang menarik dengan dekorasi tradisional atau modern, menciptakan pengalaman visual yang menyenangkan bagi tamu.
Kesimpulan
Prasmanan di acara pernikahan memiliki sejarah yang kaya dan telah berkembang melalui berbagai budaya dan waktu. Dari smörgåsbord Swedia hingga buffet Prancis dan adaptasinya di seluruh dunia, konsep prasmanan menawarkan cara yang praktis dan menarik untuk menyajikan makanan pada acara-acara besar, termasuk pernikahan. Di Indonesia, prasmanan menjadi simbol keanekaragaman dan keramahan, menjadikannya pilihan yang populer dan disukai untuk merayakan momen istimewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: