Bela Kawasan Industri Jababeka, DLH Tuding Biang Kerok Pencemaran Kali Cilemahabang Rumah Warga
Ilustrasi pencemaran sungai Bekasi-ISTIMEWA-
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Kasus pencemaran air di Kali Cilemahabang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Beksasi terus bergulir.
Teranyar, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi mengaku telah menurunkan tim ke lokasi untuk memverifikasi dugaan pencemaran Kali Cilrmahabang yang belakangan ramai dibahas publik.
“Dua bidang kami sudah turun ke lapangan, yakni Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Bidang Penataan dan Penegakan Hukum,” ujar Humas DLH Kabupaten Bekasi, Dedi Kurniawan kepada Cikarang Ekspres pada Kamis 03 Juli 2025.
Dedi juga membantah anggapan bahwa DLH hanya menunggu laporan tanpa bergerak. Menurutnya, setiap tindakan penanganan harus didasarkan pada data dan laporan awal dari masyarakat.
“Walaupun isu ini viral, tetap harus ada aduan resmi. Dari situ kita verifikasi, kejadian jam berapa, kondisi airnya seperti apa, baunya bagaimana, dan data pendukung lainnya. Itu prosedur standar,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Dedi, pihaknya masih menginventarisasi data lapangan dan menunggu hasil laboratorium atas sampel air yang diambil.
“Biasanya sampel diteliti di laboratorium internal. Notifikasi hasilnya belum kami terima,” tambahnya.
Terkait tudingan bahwa pencemaran berasal dari kawasan industri Jababeka, DLH meminta publik tidak buru-buru menyimpulkan. Ia menilai pencemaran justru banyak berasal dari limbah domestik perumahan.
“Jangan langsung menyalahkan kawasan industri. Selokan rumah saja kadang sudah hitam, apalagi kalau ribuan rumah buang limbah cuci piring atau cuci baju langsung ke saluran air,” katanya.
Pihaknya juga mengakui bahwa, persoalan Kali Cilemahabang bukan hal baru. Aduan soal pencemaran air sudah sering masuk dari warga perumahan maupun perkampungan.
Tahun lalu, DLH bahkan sempat mengusulkan pembuatan mini IPAL di tiap-tiap kawasan, namun terkendala alokasi dan teknis pelaksanaan.
“Volume limbah terus bertambah, tapi kapasitas sungai tetap. Itu yang membuat kondisi makin parah. Makanya kami tidak bisa asal tuding. Proses verifikasi tetap berjalan,” pungkasnya. (Iky)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: